BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia dengan wilayah laut
yang sangat besar (5,8 juta km2) dan perairan umum/tawar kurang lebih 54 juta ha yang terdiri dari
sungai, waduk, danau, rawa-rawa, dan genangan air lainnya. Potensi perikanan
Indonesia baik laut maupun tawar diperkirakan mencapai 65 juta ton/tahun yang
nilainya mencapai 82.064 juta dolar AS. Dengan potensi yang begitu besar,
sumber daya perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan bagi
pembangunan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Ini berarti bahwa potensi
produksi dan pengembangan usaha perikanan masih sangat besar terutama untuk
budidaya perairan (akuakultur), usaha
pengelolahan dan industri bioteknologi kelautan dan perikanan. Sektor perikanan
mampu menjadi andalan perekonomian nasional suatu bangsa. Dan itu bisa terjadi
melalui kerja keras, profesional dan bijaksana terhadap sektor tersebut. Konsumsi ikan merupakan salah satu faktor yang dapat
menjadikan sektor ini sebagai andalan.
Potensi lahan yang luas dapat
dikembangkan dengan berbagai komoditas budidaya sebagai suatu usaha yang
prospektif. Pada perairan umum dapat digunakan usaha budiaya ikan pada kolam,
keramba, keramba jaring apung ( KJA), sangkar, kolam tadah hujan, mina padi dan
lain-lain.
BAB 2
KERAMBA JARING APUNG
1. Definisi
Keramba
jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang
ditempatkan dibadan air dalam, seperti waduk, danau dan laut. Keramba jaring
apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem
intensif. Prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air tawar dapat dipelihara
pada keramba jaring apung.
2. Persiapan Sarana
Adapun sarana yang harus dipersiapkan adalah sebagai
berikut:
a. Kerangka/Rakit
Kerangka
(bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang
dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya
disesuaikan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis
dari bahan tersebut. Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah
dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan
menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun.
Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini
sudah tidak layak pakai dan harus direnovasi kembali.
Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia
ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun.
Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambo sebagai bahan
utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga
ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka
sebaiknya mempunyai garis tengah 5 – 7 cm dibagian pangkalnya dan bagian
ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu
tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm, tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk
kerangka karena cepat lapuk. Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 x 5 meter sampai 10 x 10 meter.
Petani ikan jaring terapung di perairan Cirata pada
umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7 x 7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat
tidak hanya satu petak/kantong tetapi satu unit. Satu unit jaring terapung
terdiri dari empat buah petak/kantong. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh KJA
b. Pelampung
Pelampung
berfungsi untuk melampungkan seluruh sarana budidaya
termasuk rumah jaga dan benda atau barang lain yang diperlukan untuk
kepentingan pengelolaan. Bahan pelampung dapat berupa drum plastik/besi atau Styrofoam (pelampung strofoam). Ukuran dan jumlah pelampung
yang digunakan disesuaikan dengan besarnya beban. Sebagai contoh untuk menahan
satu unit kerangka yang terdiri dari empat buah kurungan yang masing-masing
berukuran (3x3x3) m3 diperlukan pelampung drum plastik/drum besi
volume 200 liter sebanyak 9 buah, atau 11 buah dengan perhitungan 2 buah, untuk
menahan beban lain (10/4x9) buah ditambah 2 buah untuk menahan beban tambahan.
Pelampung diikat dengan tali polyethyline
(PE) yang bergaris tengah 0,8-1,0 cm. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Contoh Pelampung
c. Tali Pengikat dan Kurungan
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari
bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm dan besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm.
Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung
atau jaring.
Kurungan
atau wadah untuk memelihara ikan, disarankan terbuat dari bahan polyethline (PE) karena bahan ini
disamping tahan terhadap pengaruh lingkungan juga harganya relatif murah jika
dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bentuk kurungan bujur sangkar
dengan ukuran (3x3x3)m3. Untuk ukuran ikan dengan panjang kurang
dari 10 cm lebar mata yang digunakan adalah 8 mm (5/16 inchi). Jika panjang
ikan berkisar antara 10-15 cm lebar mata jaring digunakan adalah 25 mm (1 inchi),
sedangkan untuk ikan dengan ukuran panjang 15-40 cm atau lebih digunakan lebar
mata jaring ukuran 25-50 mm (1-2 inchi).
Pemasangan
kurungan pada kerangka dilakukan dengan cara mengikat ujung tali ris atas pada
sudut rakit. Agar kurungan membentuk kubus/kotak digunakan pemberat yang
diikatkan pada keempat sudut tali ris bawah. Selanjutnya pemberat diikatkan ke
kerangka untuk mempermudah pekerjaan pengangkatan /penggantian
kurungan untuk mencegah kemungkinan lolosnya ikan atau mencegah serangan hewan
pemangsa, pada bagian atas kurungan sebaiknya diberi tutup dari bahan jaring.
d. Jangkar
Agar
seluruh kerangka budidaya tidak bergeser dari tempatnya
akibat pengaruh arus angin maupun gelombang, digunakan jangkar. Jangkar dapat
terbuat dari beton atau besi. Setiap unit kurungan jaring apung menggunakan 4
buah jangkar dengan berat antara 25-50 kg. Panjang tali jangkar biasanya 1,5
kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Contoh Jangkar
e. Ruang Kerja Gudang dan Rumah Jaga
Bangunan ruang kerja, gudang dan ruang jaga atau
peralatan dibangun di
atas rakit dengan jumlah pelampung lebih banyak. Kebutuhan akan gudang dan
ruang kerja terasa jika usaha budidaya terdiri atas beberapa buah keramba.
Gudang digunakan untuk menyimpan stok pakan dan peralatan budidaya. Gudang
dapat juga digunakan sebagai ruang jaga sehingga bangunan gudang tidak perlu
luas mengingat daya apung rakit terbatas. Ruang kerja atau
peralatan kerja
digunakan terutama pada waktu panen. Bangunan gudang, ruang jaga dan ruang
kerja dibuat dengan bahan yang ringan, seperti papan dan seng. Bangunan bersatu
dengan ukuran 3x3 m dengan
pembagian luas gudang 1x2 m2,
ruang jaga 2x2 m2, dan peralatan 1x3 m2. Gudang, ruang
jaga dan peralatan kerja
berada dalam satu atap. Rakit bangunan bersatu dengan rakit untuk pemeliharaan
biota budidaya. Akan tetapi, rakit bangunan ditempatkan di bagian hilir
sehingga aktivitas yang
berlangsung di tempat tersebut tidak mengganggu ketenangan biota budidaya.
Gudang ini berfungsi juga sebagai dermaga.
3. Membangun KJA
Jika
rakit budidaya sudah dipasangi pelampung, berarti rakit sudah siap diceburkan
ke perairan untuk diletakkan pada posisi yang ditentukan. Untuk membawa rakit
ini ke lokasi, dapat dilakukan dengan cara menaikinya dan langsung
mendayungkannya atau dengan menggunakan perahu motor untuk menariknya ke lokasi.
Sesampai
dilokasi, keempat sudut rakit diikat dengan tambang yang dihubungkan dengan
jangkar. Panjang tambang untuk jangkar sebaiknya antara 1,5-3 kali kedalaman
perairan, misalnya, dengan kedalaman perairan 4 meter, maka panjang jangkar masing-masing
antara 6-12 meter.
Apabila
pemasangan jangkar telah selesai dan rakit telah berada pada posisinya,
selanjutnya dilakukan pemasangan keramba/kantong jaring. Caranya dengan
mengaitkan tali ris setiap sudut atas kantong jaring dengan bagian sudut rakit.
Untuk memperkuat kedudukan kantong jaring ini, kita membuat beberapa ikatan
lagi diantara tali ris bagian atas dan sisi rakit.
Agar
keramba/kantong
jaring dapat merenggang sesuai dengan bentuk yang diinginkan, dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu menarik
setiap sudut keramba, memasang
pipa besi di dasar keramba dan memasang pemberat pada setiap sudut keramba.
Cara untuk menarik setiap sudut keramba
jaring dilakukan dengan meletakkan tiang di setiap sudut rakit, kemudian
dimasukkan cincin
di kedua ujung tiang. Cara merenggangkannya, yaitu masukkan tali ris yang ada
disetiap sudut keramba jaring ke dalam cincin pada tiang, kemudian talinya ditarik.
Untuk cara memasang pipa besi di dasar
keramba jaring dilakukan dengan menggunakan pipa besi yang panjangnya
disesuaikan dengan keramba jaring. Pipa dirangkai berbentuk bujur sangkar atau
sesuai
ukuran keramba dan diletakkan di dasar keramba
dengan cara diikatkan pada tali ris bagian bawah.
Sedangkan
untuk merenggangkan keramba, yakni dengan memasang pemberat pada setiap sudut
keramba jaring bagian dasar dengan dipasangi sebuah pemberat. Besar kecilnya pemberat
disesuaikan dengan ukuran keramba jaring. Untuk setiap keramba jaring, paling
tidak dipasangi empat buah pemberat. Cara perenggangan keramba jaring yang
terakhir ini merupakan cara yang sering diterapkan ikan, terutama pada perairan
yang dalam.
BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Teknis Budidaya
KJA menggunakan sistem jaring ganda (double layer) artinya pada satu luasan kolam
terdapat dua atau lebih
jaring untuk jenis ikan yang berbeda tetapi saling mendukung. Dalam hal ini, ikan mas sebagai produk utama yang
dikembangkan di
jaring bagian atas, sedangkan jaring kolor (jaring bagian bawah) dipelihara
ikan nila, bisa juga ikan patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila
dan patin.
Pemilihan ikan nila sebagai produk
sekunder adalah karena tidak memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai
pertumbuhan cukup baik dengan hanya memakan sisa – sisa pakan yang tidak
termanfaatkan/ tidak terkonsumsi dari ikan mas yang ada di atasnya. Selain itu ikan nila dapat memakan
lumut-lumut yang
ada di jaring. Keuntungannya yaitu membersihkan jaring dan
meningkatkan hasil. Umumnya ikan mas ditanam pada jaring ukuran 7x7 meter dengan padat tebar 8.000 – 10.000
ekor, diberi pakan pellet 4-5 kali
perhari. Biasanya untuk mencapai ukuran konsumsi masa tanam sekitar 2,5 –
3 bulan tergantung ukuran ikan yang dikehendaki.
Berbeda dengan ikan nila yang ditanam
di jaring kolor dengan ukuran 14x14 meter dengan masa tanam 6-7 bulan. Ikan nila tidak diberi perlakuan pakan khusus, hanya saja
terkadang suka diberi tambahan pakan yang berasal dari limbah pertanian lokal
seperti singkong, mie ataupun roti.
Selain ikan nila, jaring kolor juga
dapat digunakan untuk ikan patin, sama seperti nila, patin juga tidak
memerlukan perlakuan pakan khusus, kecuali jika ingin mempercepat masa panen.
Sebab patin
termasuk lambat pertumbuhannya jika tidak diberi pakan khusus, satu masa tanam
bisa mencapai 12 bulan. Ada teknik khusus untuk mensiasati dengan
menggabungkan ikan nila dan patin dalam satu jaring kolor. Sehingga dalam satu tahun bisa panen tiga
kali ikan mas, dua kali ikan nila dan satu kali ikan patin, tanpa ada
penambahan biaya yang terlalu signifikan
2. Teknis Pemanenan
KJA menggunakan jaring, sehingga panennya tidak terlalu sulit tinggal
angkat, tarik, dan gulung, pertama jaring diangkat dengan menggunakan
gombong (bambu panjang yang besar dan kuat), gombong dimasukkan /diletakkan di
bawah jaring yang akan dipanen lalu ditarik ke permukaan setelah itu
didorong/digeser ke sisi dimana ikan akan ditimbang dan packing. Setelah digorok (istilah untuk prosesi tadi) dilakukan
penyortiran ikan, penyortiran ini diperlukan untuk memisahkan ikan berdasarkan
ukuran, sehingga akan memudahkan pada saat packing
nantinya selain itu juga untuk membersihkan dari ikan-ikan pengganggu bila ada.
Pemilihan ikan, penggorokan jaring
dan penyortiran semuanya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari tinggi dan
sebelum ikan diberi makan, hal
ini untuk menjaga agar tidak terjadi kematian pada saat pengangkutan ikan dari
kolam ke konsumen.
Penimbangan dan pengepakan ikan ke dalam kantong-kantong plastik beroksigen
(istilahnya di balon) dilakukan pada saat sore atau malam hari, ketika cuaca
sudah teduh sehingga ikan tidak mengalami tekanan panas dalam perjalanan
3. Kelebihan Dan Kekurangan Budidaya
KJA
a.
Kelebihan
1) Ramah lingkungan, sebagian besar komponen utama KJA
dibuat dari bahan Polyethylene yang
belum didaur ulang dengan tambahan bahan anti-UV dan tidak mengandung bahan yang mencemari
lingkungan dan dapat didaur ulang diakhir masa pakainya.
2) Dapat dibongkar pasang
3) KJA terdiri dari komponen-komponen
yang dapat dirakit menjadi KJA yang utuh. Dengan demikian, pembudidaya
dapat meminimalisasi biaya transportasi KJA menuju lokasi budidaya. Dapat
dibongkar kembali dikemudian hari untuk relokasi, ekspansi, maupun pengubahan
konfigurasi. Seluruh komponen KJA dirakit menggunakan baut Stainless Steel Grade 316 yang tahan karat.
4) Fleksibel
dan tahan lama
5) Dirancang untuk digunakan di laut
dan dapat digunakan pula di air payau, air tawar (waduk, danau dan sungai). KJA memiliki daya apung yang besar
serta dapat digunakan lebih dari 20 tahun.
6) Sistem
yang terintegrasi
7) Memiliki tempat berpijak anti slip,
kaitan net, tempat untuk mengikatkan tali jangkar, dan fitur-fitur lainnya
sehingga pembudidaya dapat beraktifitas dengan nyaman dan praktis. KJA dapat
dilengkapi dengan sistem penerangan dan aerasi dari panel surya.
8) Hidro dinamis
9) Memiliki alat apung berbentuk
silindris yang memudahkan air mengalir di bawahnya sehingga memaksimalkan kadar
oksigen yang terlarut dalam air. Fitur ini juga memudahkan transportasi di air
dengan ditarik perahu.
10) Mudah dibersihkan dari kotoran tanpa
mengganggu ikan yang dipelihara.
11) Dapat ditempatkan pada lahan sempit
12) Cara pengontrolannya sangat mudah.
b.
Kekurangan
1) Jaring
cepat tersumbat dengan lumpur dan penempelan organisme lain seperti alga
dan kepiting.
2) Usia pakai
yang relatif singkat, untuk pemakaian keramba kayu.
3) Rentan terkena penyakit karena
adanya pencemaran oleh limbah domestik ke perairan.
4) Sisa pakan dapat menyebabkan
pencemaran terhadap perairan.
5) Rentan terhadap binatang buas dan
binatang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
M .Ghufran H. Kordi K, 2008. Budidaya perairan. PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
No comments:
Post a Comment