BAB 1. PENDAHULUAN
Ikan maskoki merupakan salah satu
jenis ikan hias
yang sangat popular dikalangan para
penghobi ikan hias. Sebenarnya jenis ikan maskoki yang
asli tidaklah semenarik ikan maskoki yang kita kenal sehari-hari. Ikan maskoki
bentuk dasarnya tidak berbeda dengan ikan maskoki biasa. Daya tariknya hanya
terletak pada warna merah menyala yang membentang dari pangkal ekor sampai
leher. Tetapi,
secara keseluruhan bentuk dan warnanya tidak berbeda dengan ikan mas pada
umumnya. Ikan mas ini disebut juga dengan nama goldfish.
Di
China telah banyak dihasilkan strain-strain
baru dari ikan maskoki ini. Berdasarkan penelitian kromosom, spesies ikan
yang ditemukan di Cina masih berhubungan erat dengan maskoki. Nama ikan itu carper crucian
(crucian carp). Bentuk karper crucian seperti ikan mas yang terdapat
di Indonesia adalah carper.
Nama ikan mas untuk carper
itu lazim digunakan penduduk Jawa, khususnya di Jawa Timur.
Adanya pertalian kromosom itu, para
ahli yakin bahwa carper
crucian-lah yang merupakan asal muasal
maskoki. Kalau kini tidak ada lagi persamaan bentuk antara maskoki dan carper crucian,
penyebabnya telah terjadi mutasi dan kawin silang pada turunannya. Sebagai ikan
hias akuarium, maskoki terkenal di seluruh dunia, terutama di Cina, Jepang, Amerika dan Eropa.
Kendati sudah diketahui negara asal maskoki, tetapi
sampai sekarang belum ditemukan catatan sejak kapan pertama kali maskoki dijadikan
ikan hias. Hanya dikabarkan, carper
crucian yang menjadi nenek moyang maskoki pertama kali
sekitar 1000 tahun silam, ketika dinasti Sung berkuasa (960-1279). Sedangkan
perkembangannya baru pesat setelah teknik budidaya air tawar dikenal, yakni
semasa pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644).
Pada era Dinasti Ming ikan berwarna emas generasi baru
ini disebut goldfish di Indonesia dikenal dengan
nama maskoki.
Saat ini di Cina tipe maskoki
diperkirakan sudah ratusan. Untuk memudahkan mengenalnya, tipe-tipe maskoki
diberi mana berdasarkan keunikan yang terdapat pada tubuhnya. Misalkan
berdasarkan bentuk kepala, mata, tutup insang, selaput hidung, dan selaput
mata.
Sekitar tahun 1500-an semasa Shogun
berkuasa,
maskoki masuk ke Jepang dan merupakan peliharaan kaum elit pada masa itu. Namun seiring dengan
perjalanan waktu akhirnya maskoki dapat dipelihara masyarakat luas. Maskoki
dari Jepang dipasarkan ke seluruh dunia, antara
lain ke USA, Inggris, Jerman, Prancis dan Indonesia.
BAB 2. TAKSONOMI
Klasifikasi
Klasifikasi
ikan maskoki adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Carassius
Species : Carassius auratus
(goldfish)
Morfologi
Morfologi ikan maskoki
adalah sebagai berikut :
Ikan maskoki dapat tumbuh hingga mencapai 23 inchi
(53 cm) dan maksimum mencapai berat 9.9 pounds (4,5 kg). Namun
hal ini sangat jarang terjadi, sebagian besar
maskoki hanya mencapai separuh dari ukuran maksimal tadi dalam masa
pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal, maskoki mampu bertahan hidup hingga
40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki umumnya hidup antara 6 - 8 tahun.
Jenis
·
Ryukin Goldfish
·
Calico
·
Pompom
·
Chinsurin
·
Common Goldfish
·
Black Moor
·
Comel
·
Fantail
·
Shubunkin
|
·
Bubble Eye
·
Ranchu Goldfish
·
Butterfly Tail
·
Telescope
·
Oranda Goldfish
·
Celestial Eye
·
Lionhead
·
Veitail
·
Panda Moor
BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Persiapan Wadah
Sebelum
melakukan proses pemijahan ikan maskoki, perlu disiapkan
wadah yaitu bak fiber yang telah dibersihkan
atau dikeringkan selama kurang lebih 3 hari. Tujuan pengeringan
wadah adalah untuk memutuskan siklus hidup berbagai penyakit yang mungkin
terdapat di kolam. Biasanya kolam yang telah dikeringkan dan kemudian diisi
air, akan muncul aroma tertentu yang dapat merangsang induk ikan untuk
melakukan aktifitas perkawinan.
Ukuran
atau bentuk bak yang digunakan yaitu berbentuk bulat dimana tidak mempunyai
sudut mati, sehingga sirkulasi atau peredaran air dapat mencapai ke seluruh
bagian. Sirkulasi air pada bak ini mampu menyebarkan makanan dengan baik dan merata,
begitu pula dengan oksigen ke seluruh
bagian kolam, pada bak fiber yang berbentuk bulat ini juga mampu mencegah
kerusakan fisik pada ikan, sehingga bak ini bagus untuk dipakai pada proses
pemijahan ikan maskoki. Di samping itu, ukurannya
tidak terlalu luas sehingga memudahkan bertemunya
antara induk jantan dan induk betina sebelum melakukan perkawinan.
2. Pengisian Air Wadah
Air
merupakan media utama dalam proses pemijahan dan pemeliharan larva. Sebelum
melakukan proses pemijahan maka perlu dilakukan pengisian air pada bak fiber, dengan cara mengisi bak fiber dengan air yang mengalir dari bak
tandon sampai ketinggian 25 - 30 cm.
Saluran
air berperan dalam menjaga kualitas dan kuantitas air kolam. Di dalam budidaya
ikan, saluran air harus mampu menjamin arus lalu lintas air di kolam dan
mempertahankan kualitas air agar tetap memenuhi syarat.
Berdasarkan
fungsinya, dikenal dua macam saluran air yaitu saluran pemasukan dan saluran
pengeluaran.
a. Saluran
pemasukan
Beberapa
fungsi utama yang dimiliki saluran ini adalah :
1) Menjaga agar volume
air dalam kolam, konstan
2) Menghanyutkan hasil
metabolisme dan sisa makanan
3) Sebagai sumber
oksigen, karena air dari sumber yang masuk ke kolam mengandung
oksigen
4) Mempertahankan suhu
optimum di kolam
5) Saluran pemasukan
dapat menjaga kestabilan suhu lingkungan, karena air yang mengalir dapat
memelihara suhu optimum yang penting dalam membudidayakan ikan
b. Saluran
pengeluaran
Beberapa
fungsi utama yang dimiliki saluran ini adalah :
1) Mengalirkan
kelebihan air kolam, karena hujan atau sebab lainnya
2) Untuk
menghanyutkan kotoran dan sisa makanan yang berada di kolam
3) Mengatur
tinggi permukaan air di kolam
Selama
proses pemeliharaan ketersediaan air yang cukup merupakan syarat mutlak dari
usaha pembenihan. Kualitas
air yang baik dalam suatu proses pemeliharaan organisme akuatik harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang optimal bagi pertumbuhan larva/benih ikan. Karena tidak semua
air cocok untuk ikan maskoki, air yang tidak cocok akan menyebabkan kematian
dan menimbulkan kerugian besar.
Pemeriksakaan
kualitas air bertujuan untuk mengetahui berbagai sifat fisika, biologi dan
kimia air.
a) Dari
segi fisika , air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi
organisme yang hidup didalamnya.
b) Dari
segi kimia, air merupakan pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin, gas-gas terlarut.
c) Dari
segi biologi
, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan
penguraian bahan bahan organik
3. Seleksi Induk
Sebelum
dilakukan perkawinan antara induk jantan dan induk betina maka perlu dilakukan
penyeleksian induk yang telah matang gonad, yaitu dengan cara induk ditangkap
dengan menggunakan saringan
lalu induk diperiksa satu persatu. Proses pemeriksaan induk ini dilakukan dengan
menggunakan kedua jari-jari
tangan, yaitu jari-jari
tangan harus jeli, karena pada saat itu pula dilakukan rabaan pada bagian perut
induk secara perlahan
– lahan dan halus.
Adapun
syarat – syarat induk maskoki yang baik untuk dijadikan induk atau matang gonad
adalah :
a) Umurnya
telah cukup dewasa dan matang kelamin
b) Sehat
dan tidak mengalami stress
c) Tubuhnya
tidak luka
d) Tidak
terserang penyakit atau parasit
e) Tubuhnya normal dan
tidak cacat
f) Ciri-ciri induk yang
matang gonad pada induk ikan jantan adalah pergerakan lincah, sisik teratur dan
tidak cacat, serta jika
dilakukan proses pengurutan maka akan keluar cairan putih seperti susu.
g) Ciri-ciri induk ikan
betina yang matang gonad adalah perut
membesar disertai dengan pergerakan yang lamban, jika diurut perut bagian belakang agak lunak
dan keluar cairan berwarna kuning atau telur, lubang anus dan urogenital agak membengkak serta kemerah-merahan
4. Pemijahan
Maskoki
merupakan salah satu jenis ikan hias yang mudah dipijahkan yaitu cukup dengan
menyiapkan induk betina dan induk jantan yang telah matang gonad. Proses
pemijahan ini dilakukan dengan cara menyatukan antara induk jantan dan induk
betina yang telah matang gonad, dengan menggunakan induk jantan lebih dari satu
atau 2 : 1 yaitu dua jantan, satu betina dimana perbandingan induk ini dapat
memberikan rangsangan yang sangat cepat terhadap induk betina yang ada untuk melepaskan telurnya.
Teknik
pemijahan ikan maskoki dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara sederhana
(tradisional)
dan cara modern, pada prinsipnya kedua pemijahan ini bertujuan untuk
mempertemukan kedua induk maskoki, sehingga telur yang dihasilkan oleh induk
betina dapat dibuahi oleh sperma jantan.
a. Metode Pemijahan Sederhana
Proses pemijahan ini
sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya. Adapun
langkah
– langkah
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1)
Kolam diisi dengan
air dengan ketinggian 30 - 40 cm, atau diatur sesuai dengan ketinggian bak atau
keperluan pembenihan,
2)
Pasang kakaban atau tali rapiah yang
telah dijemur dengan menggunakan bambu atau batu sebagai pemberat yang disusun
secara berderet.
3)
Perbandingan antara
induk jantan dan betina adalah 2 : 1. Induk yang telah dipilih (matang telur)
dimasukkan ke dalam bak yang telah dipasangi dengan media peletakan telur atau
kakaban/tali rapiah.
4)
Kemudian bak
pemijahan ditutup dengan
menggunakan terpal dan biarkan induk memijah dengan sendirinya.
5)
Setelah induk ikan
yang dipijahkan bertelur, angkat tali rapiah dan pisahkan induk dari bak
pemijahan,
6)
Jika kolam
penetasan terpisah dari kolam pemijahan maka kakaban yang telah ditempeli telur
segera dipindahkan ke bak penetasan.
b. Metode Pemijahan Modern
Cara modern yaitu
dengan menggunakan
teknik hipofisasi. Teknik ini salah satu cara untuk merangsang induk ikan
maskoki untuk memijah yaitu dengan cara menambahkan sejumlah tertentu hormon gonadotropin.
Dibandingkan
dengan cara tradisonal, teknik hiposasi ini dianggap lebih menguntungkan sebab:
1) Dapat
merangsang induk jantan dan induk betina secara bersamaan sehingga proses
pengeluaran telur dan sperma akan berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
2) Memungkinkan
terjadinya perkawinan antara varietas maskoki yang satu dengan yang lainya,
sehingga dapat diharapkan terbentuk varietas maskoki yang baru.
Adapun hal yang
perlu diperhatikan dalam teknik hipofisasi yaitu ikan maskoki telah matang gonad,
cukup umur, sehat dan tidak mengalami stres, memiliki bentuk tubuh yang normal
dan warna yang cerah.
Proses
pemijahan ikan maskoki juga dapat dilakukan dengan sistem suntik yang terbagi
atas 2 cara yaitu ;
1) Pemijahan
dengan secara semi buatan yaitu pemijahan yang terjadi karena pengaruh pemberian
hormon sebelumnya tetapi proses pemijahannya terjadi secara alami
2) Pemijahan
dengan secara buatan yaitu pemijahan yang terjadi karena pemberian hormon dan
proses pemijahannya karena pengaruh pengurutan atau stripping .
Untuk
melakukan pemijahan dengan sistem suntik (hypofisasi) maka ketersediaan ikan donor untuk diambil
kelenjar hipofisasinya sebagai sumber hormon gonadotropin (kelenjar
hipofisa terdapat di bagian
bawah otak agak ke depan), resipien, serta
peralatan hypofisasi harus disediakan.
Proses
hypofisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Ikan
maskoki dimatikan dengan cara memotong bagian kepalanya hingga terlepas pada
badannya,
2) Letakkan kepala
tersebut dengan mulut mengarah ke atas,
3) Buat
sayatan mulai dari lubang hidung mengarah ke mata bagian ke atas terus ke belakang.
4) Darah
dan cairan yang terdapat atau yang menyelimuti kelenjar hypofisa dibersihkan
dengan menggunakan kapas,
5) Ambil
kelenjar hypofisa yang terletak di bawah otak ikan,
6) Gerus
(haluskan) kelenjar
tersebut dengan menggunakan mortar yang telah diisi dengan larutan fisiologis
dan ditambahkan aquabidest,
7) Centrifugal
larutan tersebut sampai homogen dan didiamkan beberapa saat untuk mengambil larutan yang
jernihnya saja
8) Suntikkan
ke induk yang akan dipijahkan dan tunggu sampai induk mengeluarkan telurnya
Sedangkan
pemijahan buatan atau tehnik stripping
hanya terletak pada proses pengeluaran telur yang dilakukan dengan proses
pengurutan perut, serta penetasan di bak kecil atau akuarium yang telah
diaerasi sebelumnya
5. Penetasan Telur
Setelah
proses pemijahan maka proses selanjutnya yaitu proses penetasan telur. Ikan akan mengeluarkan telurnya dan menempelkannya pada
media yang telah disiapkan yaitu tali rapiah.
Setelah
selesai proses pemijahan,
kakaban/tali rapiah diangkat secara hati – hati agar telur yang telah menempel
tidak rusak. Lalu diperiksa apakah telur ini betul – betul telah dibuahi oleh
sperma jantan. Adapun telur yang telah dibuahi oleh sperma jantan secara
sempurna akan terlihat secara transparan dengan inti telur yang nampak jelas pada bagian
tengahnya. Adapun jumlah telur yang biasanya dikeluarkan oleh induk betina yaitu berkisar antara
3000 – 5000 butir. Dalam perkembangannya telur yang dibuahi akan berubah menjadi
buram sedangkan
telur yang gagal dibuahi akan mempunyai membran yang buram (putih keruh) dimana
inti telur tidak terlihat dengan jelas. Telur yang seperti itu akan membusuk
dan akan menyebabkan media pertumbuhan jamur.
Agar
telur yang sudah dibuahi tidak dimakan kembali oleh induknya maka induk
tersebut dipindahkan ke kolam lain, serta kakaban dipindahkan pada
kolam penetasan secara hati – hati.
Bila
kondisi lingkungan
cukup menunjang maka telur maskoki akan menetas 1-3 hari setelah proses pembuahan,
lama penetasan
telur tergantung dari kondisi air dan kandungan oksigen pada lingkungan, pada
temperatur air yang cukup tinggi maka waktu penetasan telur menjadi cukup
singkat, temperatur yang baik yaitu berkisar antara 19-20°C, bila temperatur
air tidak stabil
maka biasanya proses penetasan telur akan gagal. Sedangkan tingkat kelarutan
oksigen yang baik adalah 4 – 7 ppm sementara pH yang baik adalah 6,5 - 8,5. Untuk menghindari
terjadinya perubahan tersebut maka perlu diatur pemberian aerasi pada bak
pemijahan.
6.
Pemeliharaan
Larva
Ikan
maskoki merupakan ikan
yang cukup sensitif, terutama yang masih larva. Dalam pemeliharaannya, kita harus
memperhatikan tinggi permukaan air di kolam pemeliharaan larva yaitu volume air
berkisar antara 20 – 30 cm tergantung pada bak yang digunakan. Hal ini
disebabkan kemampuan
larva yang masih sangat terbatas, baik untuk berenang dan mencari makan.
Larva
maskoki sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan, jika terjadi
perubahan kondisi lingkungan maka bisa terjadi proses penguraian kotoran atau
sisa makanan oleh bakteri pembusuk sehingga akan mengganggu pertumbuhan larva
maskoki tersebut bahkan biasa menimbulkan kematian massal.
Larva
maskoki yang telah berumur dua hari, akan tampak seperti jarum. Selama lima hari pertama
dalam hidupnya larva tersebut tidak perlu diberi makanan tambahan, sebab masih
memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan makanan. Pemberian pakan dilakukan
setelah berusia enam hari karena cadangan pakan mulai habis dan larva akan mulai
beradaptasi dan akan mencari pakan
disekelilingnya. Pakan
yang biasa diberikan dapat berupa pakan alami dan buatan, atau campuran
keduanya. Agar pakan
tambahan yang
diberikan dapat dimakan oleh larva tersebut maka pakan tambahan yang diberikan harus berukuran
kecil sesuai dengan besarnya mulut ikan tersebut.
Pakan buatan yang
sering diberikan yaitu berupa kuning telur yang telah direbus lalu dilarutkan
dalam air dengan menggunakan kain kasa, cara pemberiannya yaitu dengan cara
menyemprotkan secara menyeluruh ke bagian kolam pemeliharaan, dosis pemberian pakan yaitu tidak
boleh terlalu
banyak
karena bisa menyebabkan pembusukan apabila pemberian pakan secara
berlebihan juga menyebabkan kekeruhan pada air.
Untuk
menghindari stres pada larva maka tidak seharusnya sering pergantian. Pergantian air
setiap 3 hari dengan menggunakan selang (pipa), volume air yang diganti tidak melebihi 1/3
dari volume air yang ada di kolam. Pergantian
air atau penyiponan biasa dilakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terjadi
perubahan temperatur yang berlebihan.
7. Pembesaran
Pembesaran dilakukan
dengan cara memelihara di bak pembesaran dengan tiap pagi dan sore diberi makan
agar ikan maskoki
berkembang dengan baik dan berkualitas serta memiliki harga jual yang tinggi.
Di samping itu, perlu memperhatikan ketinggian air karena
bisa mempengaruhi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu,
ketinggian air harus disesuaikan dengan besarnya ikan yang dipelihara. Lamanya
pembesaran bisa sampai 7 bulan atau satu tahun.
8. Pemberian Pakan
Ikan
membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk
kelangsungan hidupnya. Berdasarkan
sumbernya, makanan ikan terbagi atas dua bagian yaitu pakan
alami dan pakan buatan. Pakan
alami yaitu pakan yang terbentuk secara
alamiah, sedangkan pakan
buatan adalah pakan yang buat oleh manusia dengan bahan dan
komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan ikan.
Berdasarkan
pengamatan pakan yang bagus dan lebih menguntungkan
untuk pertumbuhan ikan yaitu pakan alami, dimana pakan
alami banyak mengandung gizi yang bagus untuk pertumbuhan ikan dan tidak
menimbulkan proses penurunan kualitas air yang sebabkan oleh pembusukan.
Berdasarkan
fungsinya pakan ikan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a)
Pakan utama yaitu pakan
yang diberikan pada ikan untuk digunakan sebagai sumber energi utama dalam
kelangsungan hidupnya,
b)
Pakan tambahan yaitu pakan
yaitu makanan yang diberikan pada ikan sebagai sumber energi tambahan,
c)
Pakan suplemen yaitu pakan
yang diberikan sebagai tujuan untuk melengkapi unsur-unsur tertentu yang tidak
diperoleh dari makanan alami dan makan tambahan.
Dosis
pemberian pakan pada ikan yaitu pada larva yang berumur satu bulan
tidak perlu diberikan pakan karena masih ada pakan
cadangan, dosis pakan yang diberikan pada ikan tidak terlalu
banyak untuk mencegah pembusukan
yang terjadi pada kolam pemeliharaan. Dosis yang
diberikan tiap hari berkisar antara 3-5% dari berat total ikan yang dipelihara,
pakan ini tidak berikan secara sekaligus tapi
diberikan secara bertahap.
BAB 4
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
Hama
dan cara pencegahannya,
yaitu :
a) Bebeasan (Notonecta Sp), bentuknya seperti butiran beras dengan
bagian perut yang berwarna putih. Mangsanya berupa benih ikan maskoki yang
berukuran 1-2 cm. Pencegahannya yaitu dengan cara memasang saringan saringan
dipintu
pemasukkan air.
b) Ucrit
(Cybister Sp), bentuk badan
memanjang dan mirip ulat dengan ukuran 3-5 cm. Pencegahannya yaitu dengan
cara memasang saringan di pintu pemasukkan air, kolam dan mengusahakan
padat penebaran ikan tidak terlalu tinggi, penyebaran hama ucrit juga dapat dicegah dengan
cara menghindari penumpukan bahan organik di sekitar kolam,
karena dengan tumpukan bahan organik merupakan tempat hidup ucrit.
c) Kini – kini berasal dari telur
capung yang menetas di permukaan air. Tempat hidupnya di bawah permukaan
kolam, kini – kini mengisap benih ikan maskoki dengan cara mengisap darahnya. Cara
pencegahannya
yaitu menghalangi capung bertelur di permukaan kolam dan pada penebaran tidak
boleh terlalu padat.
d) Kodok memangsa telur dan
benih ikan maskoki yang masih berukuran kecil. Cara
pencegahannya
secara manual dengan
cara membuang telur kodok yang mengapung di permukaan air kolam dengan
memakai jala.
e) Ular
menyerang benih dan kadang ikan mas koki dewasa. Cara
pencegahannya
yaitu diberantas secara manual dengan cara menangkapnya dengan memakai jala dan
membunuhnya.
f) Linsang yaitu sejenis
berang – berang yang memakan ikan maskoki pada malam hari. Ikan yang dimakan berukuran kecil sampai
besar, baik yang ada di dalam maupun di permukaan air. Cara pencegahannya yaitu dengan menangkapnya memakai jebakan
rumpung atau jaring yang diberi umpan ikan.
g) Burung
menyerang ikan maskoki yang berukuran kecil maupun besar. Burung yang memangsa ikan akan
terbang rendah dan menyambar ikan yang berenang di permukaan air.
Pencegahannya
yaitu kolam perlu dipasang penghalang bambu yang diberi rumbai – rumbai atau
tali penghalang
h) Belut dan kepiting
memangsa ikan dengan berbagai ukuran. Cara pencegahannya dengan menangkap dan
membuang jauh – jauh dari areal kolam.
2. Penyakit
Penyakit
adalah organisme yang biasanya menyerang pada ikan yang berasal dari golongan
jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata. Untuk mengatasi timbulnya masalah
penyakit dan parasit pada pemeliharaan ikan maka kita harus mengetahui cara
terjangkitnya maupun
cara penularannya.
Adapun caranya
sebagai berikut :
a) Melalui
air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit
maupun parasit, maka biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang
penyakit atau parasit tersebut
b) Melalui
kontak atau gesekan badan secara lansung dengan ikan yang telah terserang
penyakit atau parasit. Penebaran ikan – ikan yang tidak sehat biasanya akan
berakibat buruk, terutama jika pada penebaran terlalu tinggi.
c) Melalui
alat – alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan yang
terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang akan digunakan untuk
menangani atau mengangkut ikan disterilkan terlebih dahulu untuk membunuh
penyakit atau parasit
d) Terbawa oleh ikan, makanan atau
tumbuhan di daerah
asalnya dan berkembang dengan pesat di kolam yang baru. Pemindahan ikan, pakan alami atau
tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit
sering menimbulkan
masalah yang sama di daerah
baru.
Tanda
– tanda ikan maskoki yang terserang
penyakit atau parasit yaitu :
a) Ikan
terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan
b) Nafsu
makan mulai berkurang
c) Malas
berenang
dan cenderung mengapung di permukaan air
d) Adakalanya
ikan bergerak secara cepat dan tiba – tiba
e) Selaput
lendirnya
berangsur – angsur, berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi
f) Pada
permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau
pangkal ekor
g) Dibeberapa
bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas dan sering pula
terlihat kulit mengelupas
h) Sirip
dada, punggung maupun ekor sering dijumpai rusak dan pecah – pecah.
i) Insang menjadi rusak
sehingga ikan sulit untuk bernafas, warna insang menjadi keputih – putihan atau kebiru-
biruan
j) Bagian
isi perutnya terutama hati berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh
Cara
pencegahan dari penyakit atau parasit pada ikan ini adalah
a) Sanitasi
kolam
Sanitasi
kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan.
Kolam sebaiknya dikeringkan secara berkala, dan diikuti dengan perlakuan bahan
kimia atau pengapuran.
b) Sanitasi
ikan
Adapun
caranya sebagai berikut:
1) Jangan
mendatangkan atau memasukkan ikan dan air dari daerah yang telah diketahui
terkena wabah penyakit atau parasit
2) Ikan
– ikan telah
memperlihatkan gejala serangan penyakit atau parasit, sebaiknya segera dipisah dan diobati secara
terpisah
3) Jangan
membuang air bekas, mengangkut
ikan ke dalam
kolam, selokan atau sungai karena mengandung bibit penyakit atau parasit yang
dapat menyebar ke daerah
lain
4) Peralatan
yang digunakan untuk menangkap atau mengangkut ikan harus dijaga jangan sampai
mengandung organisme yang membahayakan ikan
5) Sebaiknya ikan yang akan
dipindahkan atau dimasukkan ke kolam terlebih dahulu direndam dalam larutan kalium permanganat dengan dosis 20 gr
meter kubit air selama 30 menit
c) Pemberian
makan bergizi
Cara
lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit terhadap ikan adalah dengan menjaga kondisi ikan
agar selalu dalam keadaan sehat dan memiliki ketahahan tubuh yang kuat. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi dan mengandung cukup vitamin yang
dibutuhkan untuk
meningkatkan
daya tahan tubuh ikan.
BAB 5
PANEN
Adapun cara panen yang baik adalah
dengan menyurutkan air kolam secara perlahan – lahan, yaitu membuka pintu
pengeluaran air. Agar benih ikan maskoki tidak terbawa arus air, pada pintu
pengeluaran air tersebut dipasangkan saringan. Sambil menunggu air kolam surut,
benih ditangkap sedikit
demi sedikit, dengan menggunakan seser. Proses pengeluaran air pada pipa
pengeluaran ini bertujuan agar pada saat air kolam surut sudah banyak benih
yang tertangkap. Kemudian benih hasil panen ditampung dalam ember besar dan
dimasukkan ke dalam
bak penampungan benih ikan maskoki. Perlu diketahui bahwa, benih tidak boleh
terlalu padat dalam bak penampungan. Selama proses pemanenan berlangsung, air
harus tetap mengalir agar benih tidak stress.
Ikan
maskoki akan dipanen setelah berumur 2-3 minggu dimana biasanya ikan maskoki
ini dipanen cepat karena ada permintaan dari konsumen, biasanya ikan maskoki
dipanen pada umur 7 bulan kerena sudah memenuhi standar atau siap untuk
dipijahkan lagi. Adapun
harga ikan maskoki yaitu tergantung dari besarnya ikan tersebut. Harga jual ikan maskoki berkisar Rp
2.500.-5000/ekor.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiman
A.,Agus dan Lingga P. 2005. Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.Kiyoku. 2011.
Metode Pemeliharaan Ikan Mas Koki
.http://begundelz-anak-
jalanan.blogspot.com/2011/05/metode-pemeliharaan-ikan-mas-koki.html. Diakses,
26 September 2011.Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer.
AgroMedia Pustaka.Jakarta.
Budiman
A.,Agus dan Lingga P. 2005. Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kiyoku.
2011. Metode Pemeliharaan Ikan Mas Koki.
http://begundelz-anak-jalanan.blogspot.com/2011/05/metode-pemeliharaan-ikan-mas-koki.html.
Di akses, 26 September 2011.
http://nizarsite.blogspot.com/2013/09/teknik-budidaya-ikan-mas-koki-carassius_20.html
No comments:
Post a Comment