Wednesday, September 21, 2016

Budidaya Ikan Mas Koki



BAB 1. PENDAHULUAN

Ikan maskoki merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat popular dikalangan para penghobi ikan hias. Sebenarnya jenis ikan maskoki yang asli tidaklah semenarik ikan maskoki yang kita kenal sehari-hari. Ikan maskoki bentuk dasarnya tidak berbeda dengan ikan maskoki biasa. Daya tariknya hanya terletak pada warna merah menyala yang membentang dari pangkal ekor sampai leher. Tetapi, secara keseluruhan bentuk dan warnanya tidak berbeda dengan ikan mas pada umumnya. Ikan mas ini disebut juga dengan nama goldfish.
Di China telah banyak dihasilkan strain-strain baru dari ikan maskoki ini. Berdasarkan penelitian kromosom, spesies ikan yang ditemukan di Cina masih berhubungan erat dengan maskoki. Nama ikan itu carper crucian (crucian carp). Bentuk karper crucian seperti ikan mas yang terdapat di Indonesia adalah carper. Nama ikan mas untuk carper itu lazim digunakan penduduk Jawa, khususnya di Jawa Timur.
Adanya pertalian kromosom itu, para ahli yakin bahwa carper crucian-lah yang merupakan asal muasal maskoki. Kalau kini tidak ada lagi persamaan bentuk antara maskoki dan carper crucian, penyebabnya telah terjadi mutasi dan kawin silang pada turunannya. Sebagai ikan hias akuarium, maskoki terkenal di seluruh dunia, terutama di Cina, Jepang, Amerika dan Eropa.
Kendati sudah diketahui negara asal maskoki, tetapi sampai sekarang belum ditemukan catatan sejak kapan pertama kali maskoki dijadikan ikan hias. Hanya dikabarkan, carper crucian yang menjadi nenek moyang maskoki pertama kali sekitar 1000 tahun silam, ketika dinasti Sung berkuasa (960-1279). Sedangkan perkembangannya baru pesat setelah teknik budidaya air tawar dikenal, yakni semasa pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644).
Pada era Dinasti Ming ikan berwarna emas generasi baru ini disebut goldfish di Indonesia dikenal dengan nama maskoki.
Saat ini di Cina tipe maskoki diperkirakan sudah ratusan. Untuk memudahkan mengenalnya, tipe-tipe maskoki diberi mana berdasarkan keunikan yang terdapat pada tubuhnya. Misalkan berdasarkan bentuk kepala, mata, tutup insang, selaput hidung, dan selaput mata.
Sekitar tahun 1500-an semasa Shogun berkuasa, maskoki masuk ke Jepang dan merupakan peliharaan kaum elit pada masa itu. Namun seiring dengan perjalanan waktu akhirnya maskoki dapat dipelihara masyarakat luas. Maskoki dari Jepang dipasarkan ke seluruh dunia, antara lain ke USA, Inggris, Jerman, Prancis dan Indonesia.


BAB 2. TAKSONOMI

Klasifikasi
Klasifikasi ikan maskoki adalah sebagai berikut :
Kingdom          : Animalia
Phylum             : Chordata
Class                : Actinopterygii
Order                 : Cypriniformes
Family               : Cyprinidae
Genus              : Carassius
Species                        : Carassius auratus (goldfish)

Morfologi
Morfologi ikan maskoki adalah sebagai berikut :
 
 Ikan maskoki dapat tumbuh hingga mencapai 23 inchi (53 cm) dan maksimum mencapai berat 9.9 pounds (4,5 kg). Namun hal ini sangat jarang terjadi, sebagian besar maskoki hanya mencapai separuh dari ukuran maksimal tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal, maskoki mampu bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki umumnya hidup antara 6 - 8 tahun.

Jenis
·           Ryukin Goldfish
·           Calico
·           Pompom
·           Chinsurin
·           Common Goldfish
·           Black Moor
·           Comel
·           Fantail
·           Shubunkin

Berikut ini adalah beberapa jenis ikan maskoki banyak dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia
·         Bubble Eye
·         Ranchu Goldfish
·         Butterfly Tail
·         Telescope
·         Oranda Goldfish
·         Celestial Eye
·         Lionhead
·         Veitail
·         Panda Moor



BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA

1.  Persiapan Wadah
Sebelum melakukan proses pemijahan ikan maskoki, perlu disiapkan wadah yaitu bak fiber yang telah dibersihkan atau dikeringkan selama kurang lebih 3 hari. Tujuan pengeringan wadah adalah untuk memutuskan siklus hidup berbagai penyakit yang mungkin terdapat di kolam. Biasanya kolam yang telah dikeringkan dan kemudian diisi air, akan muncul aroma tertentu yang dapat merangsang induk ikan untuk melakukan aktifitas perkawinan.
Ukuran atau bentuk bak yang digunakan yaitu berbentuk bulat dimana tidak mempunyai sudut mati, sehingga sirkulasi atau peredaran air dapat mencapai ke seluruh bagian. Sirkulasi air pada bak ini mampu menyebarkan makanan dengan baik dan merata, begitu pula dengan oksigen ke seluruh bagian kolam, pada bak fiber yang berbentuk bulat ini juga mampu mencegah kerusakan fisik pada ikan, sehingga bak ini bagus untuk dipakai pada proses pemijahan ikan maskoki. Di samping itu, ukurannya tidak terlalu luas sehingga memudahkan bertemunya antara induk jantan dan induk betina sebelum melakukan perkawinan.

2.   Pengisian Air Wadah
Air merupakan media utama dalam proses pemijahan dan pemeliharan larva. Sebelum melakukan proses pemijahan maka perlu dilakukan pengisian air pada bak fiber, dengan cara mengisi bak fiber dengan air yang mengalir dari bak tandon sampai ketinggian 25 - 30 cm.
Saluran air berperan dalam menjaga kualitas dan kuantitas air kolam. Di dalam budidaya ikan, saluran air harus mampu menjamin arus lalu lintas air di kolam dan mempertahankan kualitas air agar tetap memenuhi syarat.
Berdasarkan fungsinya, dikenal dua macam saluran air yaitu saluran pemasukan dan saluran pengeluaran.
a.  Saluran pemasukan
Beberapa fungsi utama yang dimiliki saluran ini adalah :
1)  Menjaga agar volume air dalam kolam, konstan
2)  Menghanyutkan hasil metabolisme dan sisa makanan
3)  Sebagai sumber oksigen, karena air dari sumber yang masuk ke kolam mengandung oksigen
4)  Mempertahankan suhu optimum di kolam
5)  Saluran pemasukan dapat menjaga kestabilan suhu lingkungan, karena air yang mengalir dapat memelihara suhu optimum yang penting dalam membudidayakan ikan
b.  Saluran pengeluaran
Beberapa fungsi utama yang dimiliki saluran ini adalah :
1)  Mengalirkan kelebihan air kolam, karena hujan atau sebab lainnya
2)  Untuk menghanyutkan kotoran dan sisa makanan yang berada di kolam
3)  Mengatur tinggi permukaan air di kolam

Selama proses pemeliharaan ketersediaan air yang cukup merupakan syarat mutlak dari usaha pembenihan. Kualitas air yang baik dalam suatu proses pemeliharaan organisme akuatik harus disesuaikan dengan kebutuhan yang optimal bagi pertumbuhan larva/benih ikan. Karena tidak semua air cocok untuk ikan maskoki, air yang tidak cocok akan menyebabkan kematian dan menimbulkan kerugian besar.
Pemeriksakaan kualitas air bertujuan untuk mengetahui berbagai sifat fisika, biologi dan kimia air.
a)  Dari segi fisika , air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi organisme yang hidup didalamnya.
b)  Dari segi kimia, air merupakan pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin, gas-gas terlarut.
c)  Dari segi biologi , air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahan bahan organik

3.  Seleksi Induk
Sebelum dilakukan perkawinan antara induk jantan dan induk betina maka perlu dilakukan penyeleksian induk yang telah matang gonad, yaitu dengan cara induk ditangkap dengan menggunakan saringan lalu induk diperiksa satu persatu. Proses pemeriksaan induk ini dilakukan dengan menggunakan kedua jari-jari tangan, yaitu jari-jari tangan harus jeli, karena pada saat itu pula dilakukan rabaan pada bagian perut induk secara perlahan – lahan dan halus.
Adapun syarat – syarat induk maskoki yang baik untuk dijadikan induk atau matang gonad adalah :
a)  Umurnya telah cukup dewasa dan matang kelamin
b)  Sehat dan tidak mengalami stress
c)  Tubuhnya tidak luka
d)  Tidak terserang penyakit atau parasit
e)  Tubuhnya normal dan tidak cacat
f)   Ciri-ciri induk yang matang gonad pada induk ikan jantan adalah pergerakan lincah, sisik teratur dan tidak cacat, serta jika dilakukan proses pengurutan maka akan keluar cairan putih seperti susu.
g)  Ciri-ciri induk ikan betina yang matang gonad adalah perut membesar disertai dengan pergerakan yang lamban, jika diurut perut bagian belakang agak lunak dan keluar cairan berwarna kuning atau telur, lubang anus dan urogenital agak membengkak serta kemerah-merahan
4.  Pemijahan
Maskoki merupakan salah satu jenis ikan hias yang mudah dipijahkan yaitu cukup dengan menyiapkan induk betina dan induk jantan yang telah matang gonad. Proses pemijahan ini dilakukan dengan cara menyatukan antara induk jantan dan induk betina yang telah matang gonad, dengan menggunakan induk jantan lebih dari satu atau 2 : 1 yaitu dua jantan, satu betina dimana perbandingan induk ini dapat memberikan rangsangan yang sangat cepat terhadap induk betina yang ada untuk melepaskan telurnya.
Teknik pemijahan ikan maskoki dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara sederhana (tradisional) dan cara modern, pada prinsipnya kedua pemijahan ini bertujuan untuk mempertemukan kedua induk maskoki, sehingga telur yang dihasilkan oleh induk betina dapat dibuahi oleh sperma jantan.

a.  Metode Pemijahan Sederhana
Proses pemijahan ini sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya. Adapun langkah – langkah yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1)  Kolam diisi dengan air dengan ketinggian 30 - 40 cm, atau diatur sesuai dengan ketinggian bak atau keperluan pembenihan,
2)  Pasang kakaban atau tali rapiah yang telah dijemur dengan menggunakan bambu atau batu sebagai pemberat yang disusun secara berderet.
3)  Perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 2 : 1. Induk yang telah dipilih (matang telur) dimasukkan ke dalam bak yang telah dipasangi dengan media peletakan telur atau kakaban/tali rapiah.
4)  Kemudian bak pemijahan ditutup dengan menggunakan terpal dan biarkan induk memijah dengan sendirinya.
5)  Setelah induk ikan yang dipijahkan bertelur, angkat tali rapiah dan pisahkan induk dari bak pemijahan,
6)  Jika kolam penetasan terpisah dari kolam pemijahan maka kakaban yang telah ditempeli telur segera dipindahkan ke bak penetasan.

b.  Metode Pemijahan Modern
Cara modern yaitu dengan menggunakan teknik hipofisasi. Teknik ini salah satu cara untuk merangsang induk ikan maskoki untuk memijah yaitu dengan cara menambahkan sejumlah tertentu hormon gonadotropin.
Dibandingkan dengan cara tradisonal, teknik hiposasi ini dianggap lebih menguntungkan sebab:
1)  Dapat merangsang induk jantan dan induk betina secara bersamaan sehingga proses pengeluaran telur dan sperma akan berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
2)  Memungkinkan terjadinya perkawinan antara varietas maskoki yang satu dengan yang lainya, sehingga dapat diharapkan terbentuk varietas maskoki yang baru.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam teknik hipofisasi yaitu ikan maskoki telah matang gonad, cukup umur, sehat dan tidak mengalami stres, memiliki bentuk tubuh yang normal dan warna yang cerah.
Proses pemijahan ikan maskoki juga dapat dilakukan dengan sistem suntik yang terbagi atas 2 cara yaitu ;
1)  Pemijahan dengan secara semi buatan yaitu pemijahan yang terjadi karena pengaruh pemberian hormon sebelumnya tetapi proses pemijahannya terjadi secara alami
2)  Pemijahan dengan secara buatan yaitu pemijahan yang terjadi karena pemberian hormon dan proses pemijahannya karena pengaruh pengurutan atau stripping .

Untuk melakukan pemijahan dengan sistem suntik (hypofisasi) maka ketersediaan ikan donor untuk diambil kelenjar hipofisasinya sebagai sumber hormon gonadotropin (kelenjar hipofisa terdapat di bagian bawah otak agak ke depan), resipien, serta peralatan hypofisasi harus disediakan.
Proses hypofisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)  Ikan maskoki dimatikan dengan cara memotong bagian kepalanya hingga terlepas pada badannya,
2)  Letakkan kepala tersebut dengan mulut mengarah ke atas,
3)  Buat sayatan mulai dari lubang hidung mengarah ke mata bagian ke atas terus ke belakang.
4)  Darah dan cairan yang terdapat atau yang menyelimuti kelenjar hypofisa dibersihkan dengan menggunakan kapas,
5)  Ambil kelenjar hypofisa yang terletak di bawah otak ikan,
6)  Gerus (haluskan) kelenjar tersebut dengan menggunakan mortar yang telah diisi dengan larutan fisiologis dan ditambahkan aquabidest,
7)  Centrifugal larutan tersebut sampai homogen dan didiamkan beberapa saat untuk mengambil larutan yang jernihnya saja
8)  Suntikkan ke induk yang akan dipijahkan dan tunggu sampai induk mengeluarkan telurnya

Sedangkan pemijahan buatan atau tehnik stripping hanya terletak pada proses pengeluaran telur yang dilakukan dengan proses pengurutan perut, serta penetasan di bak kecil atau akuarium yang telah diaerasi sebelumnya

5.  Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan maka proses selanjutnya yaitu proses penetasan telur. Ikan akan mengeluarkan telurnya dan menempelkannya pada media yang telah disiapkan yaitu tali rapiah.
Setelah selesai proses pemijahan, kakaban/tali rapiah diangkat secara hati – hati agar telur yang telah menempel tidak rusak. Lalu diperiksa apakah telur ini betul – betul telah dibuahi oleh sperma jantan. Adapun telur yang telah dibuahi oleh sperma jantan secara sempurna akan terlihat secara transparan dengan inti telur yang nampak jelas pada bagian tengahnya. Adapun jumlah telur yang biasanya dikeluarkan oleh induk betina yaitu berkisar antara 3000 – 5000 butir. Dalam perkembangannya telur yang dibuahi akan berubah menjadi buram sedangkan telur yang gagal dibuahi akan mempunyai membran yang buram (putih keruh) dimana inti telur tidak terlihat dengan jelas. Telur yang seperti itu akan membusuk dan akan menyebabkan media pertumbuhan jamur.
Agar telur yang sudah dibuahi tidak dimakan kembali oleh induknya maka induk tersebut dipindahkan ke kolam lain, serta kakaban dipindahkan pada kolam penetasan secara hati – hati.
Bila kondisi lingkungan cukup menunjang maka telur maskoki akan menetas 1-3 hari setelah proses pembuahan, lama penetasan telur tergantung dari kondisi air dan kandungan oksigen pada lingkungan, pada temperatur air yang cukup tinggi maka waktu penetasan telur menjadi cukup singkat, temperatur yang baik yaitu berkisar antara 19-20°C, bila temperatur air tidak stabil maka biasanya proses penetasan telur akan gagal. Sedangkan tingkat kelarutan oksigen yang baik adalah 4 – 7 ppm sementara pH yang baik adalah 6,5 - 8,5. Untuk menghindari terjadinya perubahan tersebut maka perlu diatur pemberian aerasi pada bak pemijahan.
6.  Pemeliharaan Larva
Ikan maskoki merupakan ikan yang cukup sensitif, terutama yang masih larva. Dalam pemeliharaannya, kita harus memperhatikan tinggi permukaan air di kolam pemeliharaan larva yaitu volume air berkisar antara 20 – 30 cm tergantung pada bak yang digunakan. Hal ini disebabkan kemampuan larva yang masih sangat terbatas, baik untuk berenang dan mencari makan.
Larva maskoki sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan, jika terjadi perubahan kondisi lingkungan maka bisa terjadi proses penguraian kotoran atau sisa makanan oleh bakteri pembusuk sehingga akan mengganggu pertumbuhan larva maskoki tersebut bahkan biasa menimbulkan kematian massal.
Larva maskoki yang telah berumur dua hari, akan tampak seperti jarum. Selama lima hari pertama dalam hidupnya larva tersebut tidak perlu diberi makanan tambahan, sebab masih memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan makanan. Pemberian pakan dilakukan setelah berusia enam hari karena cadangan pakan mulai habis dan larva akan mulai beradaptasi dan akan mencari pakan disekelilingnya. Pakan yang biasa diberikan dapat berupa pakan alami dan buatan, atau campuran keduanya. Agar pakan tambahan yang diberikan dapat dimakan oleh larva tersebut maka pakan tambahan yang diberikan harus berukuran kecil sesuai dengan besarnya mulut ikan tersebut.
Pakan buatan yang sering diberikan yaitu berupa kuning telur yang telah direbus lalu dilarutkan dalam air dengan menggunakan kain kasa, cara pemberiannya yaitu dengan cara menyemprotkan secara menyeluruh ke bagian kolam pemeliharaan, dosis pemberian pakan yaitu tidak boleh terlalu banyak karena bisa menyebabkan pembusukan apabila pemberian pakan secara berlebihan juga menyebabkan kekeruhan pada air.
Untuk menghindari stres pada larva maka tidak seharusnya sering pergantian. Pergantian air setiap 3 hari dengan menggunakan selang (pipa), volume air yang diganti tidak melebihi 1/3 dari volume air yang ada di kolam. Pergantian air atau penyiponan biasa dilakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terjadi perubahan temperatur yang berlebihan.

7.  Pembesaran
Pembesaran dilakukan dengan cara memelihara di bak pembesaran dengan tiap pagi dan sore diberi makan agar ikan maskoki berkembang dengan baik dan berkualitas serta memiliki harga jual yang tinggi. Di samping itu, perlu memperhatikan ketinggian air karena bisa mempengaruhi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, ketinggian air harus disesuaikan dengan besarnya ikan yang dipelihara. Lamanya pembesaran bisa sampai 7 bulan atau satu tahun.

8.  Pemberian Pakan
Ikan membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk kelangsungan hidupnya. Berdasarkan sumbernya, makanan ikan terbagi atas dua bagian yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yaitu pakan yang terbentuk secara alamiah, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang buat oleh manusia dengan bahan dan komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan ikan.
Berdasarkan pengamatan pakan yang bagus dan lebih menguntungkan untuk pertumbuhan ikan yaitu pakan alami, dimana pakan alami banyak mengandung gizi yang bagus untuk pertumbuhan ikan dan tidak menimbulkan proses penurunan kualitas air yang sebabkan oleh pembusukan.
Berdasarkan fungsinya pakan ikan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a)  Pakan utama yaitu pakan yang diberikan pada ikan untuk digunakan sebagai sumber energi utama dalam kelangsungan hidupnya,
b)  Pakan tambahan yaitu pakan yaitu makanan yang diberikan pada ikan sebagai sumber energi tambahan,
c)  Pakan suplemen yaitu pakan yang diberikan sebagai tujuan untuk melengkapi unsur-unsur tertentu yang tidak diperoleh dari makanan alami dan makan tambahan.
Dosis pemberian pakan pada ikan yaitu pada larva yang berumur satu bulan tidak perlu diberikan pakan karena masih ada pakan cadangan, dosis pakan yang diberikan pada ikan tidak terlalu banyak untuk mencegah pembusukan yang terjadi pada kolam pemeliharaan. Dosis yang diberikan tiap hari berkisar antara 3-5% dari berat total ikan yang dipelihara, pakan ini tidak berikan secara sekaligus tapi diberikan secara bertahap.



BAB 4
HAMA DAN PENYAKIT

1.  Hama
Hama dan cara pencegahannya, yaitu :
a)  Bebeasan (Notonecta Sp), bentuknya seperti butiran beras dengan bagian perut yang berwarna putih. Mangsanya berupa benih ikan maskoki yang berukuran 1-2 cm. Pencegahannya yaitu dengan cara memasang saringan saringan dipintu pemasukkan air.
b)  Ucrit (Cybister Sp), bentuk badan memanjang dan mirip ulat dengan ukuran 3-5 cm. Pencegahannya yaitu dengan cara memasang saringan di pintu pemasukkan air, kolam dan mengusahakan padat penebaran ikan tidak terlalu tinggi, penyebaran hama ucrit juga dapat dicegah dengan cara menghindari penumpukan bahan organik di sekitar kolam, karena dengan tumpukan bahan organik merupakan tempat hidup ucrit.
c)  Kini – kini berasal dari telur capung yang menetas di permukaan air. Tempat hidupnya di bawah permukaan kolam, kini – kini mengisap benih ikan maskoki dengan cara mengisap darahnya. Cara pencegahannya yaitu menghalangi capung bertelur di permukaan kolam dan pada penebaran tidak boleh terlalu padat.
d)  Kodok memangsa telur dan benih ikan maskoki yang masih berukuran kecil. Cara pencegahannya secara manual dengan cara membuang telur kodok yang mengapung di permukaan air kolam dengan memakai jala.
e)  Ular menyerang benih dan kadang ikan mas koki dewasa. Cara pencegahannya yaitu diberantas secara manual dengan cara menangkapnya dengan memakai jala dan membunuhnya.
f)   Linsang yaitu sejenis berang – berang yang memakan ikan maskoki pada malam hari. Ikan yang dimakan berukuran kecil sampai besar, baik yang ada di dalam maupun di permukaan air. Cara pencegahannya yaitu dengan menangkapnya memakai jebakan rumpung atau jaring yang diberi umpan ikan.
g)  Burung menyerang ikan maskoki yang berukuran kecil maupun besar. Burung yang memangsa ikan akan terbang rendah dan menyambar ikan yang berenang di permukaan air. Pencegahannya yaitu kolam perlu dipasang penghalang bambu yang diberi rumbai – rumbai atau tali penghalang
h)  Belut dan kepiting memangsa ikan dengan berbagai ukuran. Cara pencegahannya dengan menangkap dan membuang jauh – jauh dari areal kolam.

2.  Penyakit
Penyakit adalah organisme yang biasanya menyerang pada ikan yang berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata. Untuk mengatasi timbulnya masalah penyakit dan parasit pada pemeliharaan ikan maka kita harus mengetahui cara terjangkitnya maupun cara penularannya.  
Adapun caranya sebagai berikut :
a)  Melalui air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit tersebut
b)  Melalui kontak atau gesekan badan secara lansung dengan ikan yang telah terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan – ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika pada penebaran terlalu tinggi.
c)  Melalui alat – alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang akan digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan terlebih dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit
d)  Terbawa oleh ikan, makanan atau tumbuhan di daerah asalnya dan berkembang dengan pesat di kolam yang baru. Pemindahan ikan, pakan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah yang sama di daerah baru.
Tanda – tanda ikan maskoki yang terserang penyakit atau parasit yaitu :
a)  Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan
b)  Nafsu makan mulai berkurang
c)  Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air
d)  Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba – tiba
e)  Selaput lendirnya berangsur – angsur, berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi
f)   Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor
g)  Dibeberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas dan sering pula terlihat kulit mengelupas
h)  Sirip dada, punggung maupun ekor sering dijumpai rusak dan pecah – pecah.
i)    Insang menjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, warna insang menjadi keputih – putihan atau kebiru- biruan
j)    Bagian isi perutnya terutama hati berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh

Cara pencegahan dari penyakit atau parasit pada ikan ini adalah
a)    Sanitasi kolam
Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan. Kolam sebaiknya dikeringkan secara berkala, dan diikuti dengan perlakuan bahan kimia atau pengapuran.

b)  Sanitasi ikan
Adapun caranya sebagai berikut:
1)  Jangan mendatangkan atau memasukkan ikan dan air dari daerah yang telah diketahui terkena wabah penyakit atau parasit
2)  Ikan – ikan telah memperlihatkan gejala serangan penyakit atau parasit, sebaiknya segera dipisah dan diobati secara terpisah
3)  Jangan membuang air bekas, mengangkut ikan ke dalam kolam, selokan atau sungai karena mengandung bibit penyakit atau parasit yang dapat menyebar ke daerah lain
4)  Peralatan yang digunakan untuk menangkap atau mengangkut ikan harus dijaga jangan sampai mengandung organisme yang membahayakan ikan
5)  Sebaiknya ikan yang akan dipindahkan atau dimasukkan ke kolam terlebih dahulu direndam dalam larutan kalium permanganat dengan dosis 20 gr meter kubit air selama 30 menit
c)   Pemberian makan bergizi
Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit terhadap ikan adalah dengan menjaga kondisi ikan agar selalu dalam keadaan sehat dan memiliki ketahahan tubuh yang kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi dan mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan.




BAB 5
PANEN

Adapun cara panen yang baik adalah dengan menyurutkan air kolam secara perlahan – lahan, yaitu membuka pintu pengeluaran air. Agar benih ikan maskoki tidak terbawa arus air, pada pintu pengeluaran air tersebut dipasangkan saringan. Sambil menunggu air kolam surut, benih ditangkap sedikit demi sedikit, dengan menggunakan seser. Proses pengeluaran air pada pipa pengeluaran ini bertujuan agar pada saat air kolam surut sudah banyak benih yang tertangkap. Kemudian benih hasil panen ditampung dalam ember besar dan dimasukkan ke dalam bak penampungan benih ikan maskoki. Perlu diketahui bahwa, benih tidak boleh terlalu padat dalam bak penampungan. Selama proses pemanenan berlangsung, air harus tetap mengalir agar benih tidak stress.
Ikan maskoki akan dipanen setelah berumur 2-3 minggu dimana biasanya ikan maskoki ini dipanen cepat karena ada permintaan dari konsumen, biasanya ikan maskoki dipanen pada umur 7 bulan kerena sudah memenuhi standar atau siap untuk dipijahkan lagi. Adapun harga ikan maskoki yaitu tergantung dari besarnya ikan tersebut. Harga jual ikan maskoki berkisar Rp 2.500.-5000/ekor.



DAFTAR PUSTAKA

Budiman A.,Agus dan Lingga P. 2005. Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.Kiyoku. 2011. Metode Pemeliharaan Ikan Mas Koki
.http://begundelz-anak- jalanan.blogspot.com/2011/05/metode-pemeliharaan-ikan-mas-koki.html. Diakses, 26 September 2011.Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer. AgroMedia Pustaka.Jakarta.
Budiman A.,Agus dan Lingga P. 2005. Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kiyoku. 2011. Metode Pemeliharaan Ikan Mas Koki. http://begundelz-anak-jalanan.blogspot.com/2011/05/metode-pemeliharaan-ikan-mas-koki.html. Di akses, 26 September 2011.
http://nizarsite.blogspot.com/2013/09/teknik-budidaya-ikan-mas-koki-carassius_20.html


No comments:

Post a Comment