BAB 1. PENDAHULUAN
Lele
sangkuriang merupakan salah satu jenis komoditas air tawar yang kini sedang
banyak digemari oleh kalangan pembudidaya ikan di Indonesia.
Lele
sangkuriang adalah hasil backcross (silang
balik) dari betina F2 dan jantan F6 lele dumbo yang sebelumnya telah mengalami
penurunan kualitas akibat sering terjadi inbreeding.
Upaya silang balik ini dilakukan oleh para peneliti di BBPBAT Sukabumi, Jawa
Barat.
Lele
sangkuriang memiliki beberapa keunggulan komparatif dibandingkan dengan lele
dumbo, yaitu:
o
Fekunditas (jumlah
telur/bobot induk): 33,33% lebih tinggi
o
Umur pertama matang
gonad: lebih tua
o
Pendederan pertama:
43,57% lebih cepat
o
Pendederan kedua:
14,61% lebih cepat
o
Masa pembesaran: 45
– 60 hari vs 75 – 90 hari
o
Konversi pakan pada
pembesaran : 0,8 – 1 vs 1
o
Lebih tahan terhadap penyakit
o
Kualitas daging lebih unggul
o
Lebih tahan banting
o
Teknik pemeliharaan lebih mudah
o
Dapat dibudidayakan di lahan sempit
Benih mulai mudah diperoleh
BAB 2. TAKSONOMI
Klasifikasi ikan lele adalah sebagai
berikut:
Phillum : Chordata
Kelas :
Pisces
Sub Kelas :
Telestei
Ordo/Bangsa :
Ostariophysi
Sub Ordo Bangsa :
Siluridae
Famili/Suku :
Claridae
Genus/Marga :
Clarias
Species/Jenis :
Clarias sp
Jenis Lele Di
Indonesia :
- Clarias batrachus (lele Lokal)
- Clarias leichant
- Clarias melanoderma
- Clarias nieuwhoft
- Clarias teesmani, dll
BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Pembuatan Kolam Terpal
Usaha pembesaran lele
sangkuriang tidak terlalu membutukan kolam yang luas. Satu buah kolam dengan
ukuran (5x2) m dapat
digunakan untuk membesarkan 1.000-1.200 benih lele sangkuriang. Kolam ukuran
tersebut dapat menghasilkan lele konsumsi sekitar 1 - 1,4 kwintal.
Kolam yang digunakan
dalam usaha pembesaran lele sangkuriang sebaiknya kolam semen (kolam tembok)
atau kolam terpal. Penggunaan kolam tanah tidak direkomendasikan karena lebih
rawan kebocoran dan hama.
Untuk pembudidaya
pemula yang memiliki keterbatasan modal sebaiknya menggunakan kolam terpal.
Kolam terpal memiliki beberapa keunggulan, yaitu teknis pembuatannya lebih
mudah dan praktis, serta biaya pembuatannya lebih murah.
Berikut ini disajikan
beberapa pilihan ukuran kolam terpal dalam usaha pembesaran lele sangkuriang.
Ukuran Kolam
(meter)
|
Ukuran Terpal
(meter)
|
Daya Tampung Benih (ekor)
|
Keterangan
|
5 x 2
|
8 x 5
|
1.000
|
Tahap belajar
|
10 x 5
|
8 x 13
|
5.000
|
Skala usaha
|
12 x 8
|
15 x 11
|
10.000
|
Skala usaha
|
Dalam pembuatan kolam
pembesaran menggunakan terpal, sebaiknya dasar kolam digali terlebih dahulu
sedalam 60 cm. Hal ini dilakukan karena kedalaman air kolam pembesaran cukup
tinggi, yaitu 125-130 cm, sehingga volume air yang yang digunakan cukup banyak.
Jika tidak dilakukan
penggalian tanah terlebih dahulu, dikhawatirkan konstruksi kolam tidak mampu
menampung beratnya air, terlebih ketika mendekati panen dengan bobot ikan
bertambah dan gerakan ikan lebih kuat.
Tanah hasil galian
kolam tidak perlu dibuang, namun digunakan sebagai tanggul disemua sisi kolam.
Tanggul ini akan membantu menahan beratnya air kolam.
2. Persiapan Kolam
Setelah kolam
pembesaran selesai dibuat, selanjutnya menyiapkan kolam agar terciptanya
kondisi lingkungan yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan lele sangkuriang,
yaitu dengan pH 7-8.
Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah mengisi air bersih yang bebas dari limbah dan bahan
kimia hingga setinggi 50 cm. Kemudian dilakukan pengomposan menggunakan kotoran
kambing atau domba yang basah, yaitu kotoran kambing yang masih dalam bentuk
butiran berasal dari kandang kambing. Dosisnya 1,5 kg/m2. Jadi untuk
kolam seluas 10 m2 kotoran kambing yang dibutuhkan adalah 15 kg.
Kemudian kotoran kambing tersebut dibagi dua masing-masing 7,5 kg, lalu
dimasukkan ke dalam karung dan ikat rapat. Karung yang berisi kotoran kambing
tersebut di biarkan menagmbang di kolam selama 8 hari.
Setelah hari ke
delapan angkat karung tersebut, namun sebelumnya naik turunkan karungnya agar
zat-zat organik bisa masuk seluruhnya ke dalam kolam.
3. Pemilihan dan
Penebaran Benih
Benih yang ditebar
sangat menentukan produksi lele konsumsi. Karena itu, pilih benih lele yang
berkualitas agar pertumbuhannya baik, tidak mudah terserang penyakit, dan lele
konsumsi yang dihasilkanpun bermutu baik. Selain itu perhatikan mengenai
keseragaman ukuran benih. Benih yang tidak seragam akan menyebabkan pertumbuhan
lele tidak serempak. Lele yang tumbuh besar lebih dahulu akan memangsa benih
lele yang lebih kecil.
Sebaiknya pilih benih
lele yang baik dengan ukuran yang proporsional, tidak cacat, warna tubuh
mengkilap dan dengan sungut tidak pucat.
Ukuran benih yang
digunakan untuk pembesaran sebaiknya tidak terlalu kecil, terutama bagi pemula,
karena benih yang terlalu kecil memiliki resiko kematian yang cukup tinggi.
Pilihlah benih minimal dengan ukuran 5-7 cm, karena benih dengan ukuran
tersebut relatif telah memiliki daya tahan yang cukup kuat.
Lele sangkuriang
merupakan lele yang dapat dipelihara dengan padat tebar yang tinggi. Padat
tebar yang digunakan untuk usaha pembesaran yaitu 100-200 ekor/m2.
4. Pakan
Frekuensi pemberian
pakan dalam usaha pembesaran lele sangkuriang dapat dilakukan 2-3 kali sehari
atau bahkan jika ingin lebih cepat perkembangannya dapat lebih sering lagi
hingga 5-6 kali sehari dengan selang waktu antar pemberian pakan minimal 2-3
jam.
Pemberian pakan
pertama minimal jam 09.00, karena jika kurang dari jam 09.00 masih banyak
polusi udara yang mencemari permukaan air kolam yang dapat memicu penyakit
radang insang pada lele sangkuriang.
Berikut ini disajikan
dosis pemberian pakan dalam usaha pembesaran lele sangkuriang dengan penebaran
benih sebanyak 1.000 ekor.
Kode Pelet
|
Jumlah Pakan
|
Jenis Pelet
|
Persentase
|
L1
|
3
Kg
|
Apung
|
30%
|
PL2
|
5
Kg
|
||
PL3
|
22
Kg
|
||
SNL
|
70
Kg
|
Tenggelam
|
70%
|
Total
|
100
Kg
|
|
100%
|
5. Tata Guna Air
Dalam usaha
pembesaran lele sangkuriang air kolam usahakan tidak diganti hingga masa panen
tiba. Kecuali jika air berbau amis karena timbunan sisa pakan. Ketinggian
air kolam pembesaran diatur secara bertahap, sesuai dengan tingkat pertumbuhan
lele. Berikut adalah pengaturan ketinggian air dalam usaha pembesaran lele
sangkuriang.
Kode Pelet
|
Penambahan air (setelah pakan
jenis tertentu habis)
|
Ketinggian air kolam (setelam
penambahan air)
|
L1
|
-
|
50
cm
|
PL2
|
20
cm
|
70
cm
|
PL3
|
20
cm
|
90
cm
|
SNL
|
30
cm
|
120
cm
|
6. Panen
Panen dalam
usaha pembesaran lele sangkuriang dapat dilakukan setelah lele memiliki ukuran
8-10 ekor/kg (ukuran yang sering digunakan dalam pecel lele). Untuk mencapai
ukuran tersebut dapat ditempuh dalam waktu 50-60 hari. Usaha pembesaran lele sangkuriang
dengan penebaran 1.000 ekor dapat menghasilkan 1-1,4 kwintal.
Panen lele
sangkuriang dilakukan dengan hati-hati agar diperoleh hasil yang baik.
Sebaiknya panen menggunakan jaring yang berbahan halus agar tidak melukai
permukaan kulit lele sangkuriang.
Setelah semua
lele berhasil diangkat ke dalam bak penampungan sementara, sortir lele
berdasarkan ukurannya. Umumnya, lele konsumsi digolongkan ke dalam tiga ukuran
yaitu sangkal, daging dan buaya.
Lele ukuran
sangkal (belum mencapai ukuran daging) dan buaya (melewati ukuran daging)
biasanya hanya sedikit.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasrudin. 2010. Jurus
Sukses Beternak Lele Sangkuriang. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Halim. 2014. Teknik Budidaya Lele Sangkuriang (PP). Sekolah Tinggi
Perikanan. Jakarta.
No comments:
Post a Comment