BAB 1. PENDAHULUAN
Komoditas
perikanan yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai ikan
budidaya, salah satunya adalah ikan bawal yang berhabitat di lingkungan air
tawar (Colossoma macropomu). Prospek
pasar ikan bawal air tawar selain pasar dalam negeri juga diekspor ke beberapa
negara seperti Hongkong dan Amerika dalam ukuran kecil sebagai ikan hias. Pasar
dalam negeri ikan bawal banyak digemari masyarakat, terutama di Pulau Jawa. Jawa Barat
merupakan daerah yang pertama kali mengembangkan ikan bawal dan tidak kurang
dari 500 juta ekor benih setiap musim dijual ke berbagai propinsi di Indonesia.
Tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya mengkomsumsi ikan
segar, terutama ikan air tawar yang banyak tersedia di setiap daerah
menyebabkan permintaan ikan atau produk perikanan juga meningkat.
Ikan
bawal pertumbuhannya cepat, kelebihan lain ikan bawal adalah cara memeliharanya
yang tidak sulit. Ikan ini dapat dipelihara di kolam dengan tingkat
kelangsungan hidup dan padat tebar yang tinggi. Ikan bawal yang dipelihara
dalam kolam pendederan dan pembesaran kelangsungan hidupnya dapat mencapai 90%. Ikan bawal air
tawar memiliki keunggulan daripada ikan bawal air laut, karena produksinya
tidak terpengaruh oleh musim, ketersediaan benih dan ikan yang siap konsumsi
kontinyuitasnya terjamin dan tersedia sepanjang waktu.
BAB 2. TAKSONOMI
1. Klasifikasi
Ikan
bawal yang telah tersebar dan berkembang serta dikenal oleh masyarakat
Indonesia termasuk jenis (species) Colossoma
spp. yaitu
Colossoma macropomum dan Colossoma bracipomum. Kedua jenis ikan
bawal ini mirip atau identik dengan jenis (spesies) ikan bawal yang disebut Cachama (Colossoma oculus) yang berkembang dan hidup di Amerika dan
Venezuella. Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai
ekonomis cukup tinggi dan berasal dari
Brazil. Klasifikasi ikan bawal air tawar (Colossoma
macropomum) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies :
Colossoma macropomum
2. Morfologi
Ikan bawal air tawar
dari arah samping tubuh membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan
tinggi 2:1. Ikan bawal air tawar memiliki bentuk tubuh pipih dengan
perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh
4:1. Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir
bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut
dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu
dan merah. Warna tubuh ikan bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah
berwarna putih Harga ikan ini dalam ukuran konsumsi berkisar Rp.12.000-15.000
per kologram. Ikan bawal air tawar merupakan salah satu jenis ikan air tawar
tropis yang memiliki pyloric caeca.
BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Pemilihan
Lokasi
Kolam
untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar
lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan pakan alami dalam
jumlah yang cukup. Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya
benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :
a. Membasmi
ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
b. Mengurangi
senyawa-senyawa asam sulfida (H2S)
dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
c. Memungkinkan
terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini
gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
d. Sambil
menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat
untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
e. Setelah
dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor
maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 m2. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah,
juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses
pengeringan.
f. Kolam
pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal
sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk
dapat menggunakan pupuk kandang 25 – 50 kg per 100 m2 dan TSP 3 kg per 100 m2.
Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak
menjadi racun bagi ikan.
g. Setelah
pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan
selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit sampai
kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung
kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar
(biasanya 7-10
hari setelah pemupukan).
2. Penebaran Benih
a. Pemilihan
benih.
Pemilihan
benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan
tumbuh dengan baik. Adapun ciri-ciri benih yang baik antara lain : sehat, anggota tubuh lengkap, aktif bergerak, ukuran seragam,
tidak cacat, tidak
membawa penyakit dan jenis
unggul.
b. Benih
Sebelum
benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam
kondisi stress saat berada dalam kolam.
Cara
adaptasi (aklimatisasi), yaitu :
1)
Ikan
yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukkan ke dalam kolam,
2)
Biarkan
sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik
sudah sama suhunya,
3)
Setelah
itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit ke dalam plastik
tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik,
4)
Selanjutnya benih
ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
3. Pakan
Kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan
pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita
inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang
seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral.
Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa
daun-daunan maupun berupa pellet.
Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang
dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.
4. Panen
Pemanenan dapat
dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6
bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor,
dengan kepadatan 4 ekor/m2 . Biasanya alat yang digunakan berupa
waring bermata
lebar. Penampungan
pemanenan dilakukan
ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.
DAFTAR
PUSTAKA
http://konsumenikan.wordpress.com/budidaya-perikanan/budidaya-ikan-bawal-air-tawar
www.majalahpengusaha.com
Arie,
U. 2000. Budi Daya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.
Departemen
Kelautan dan Perikanan. 2006. Statistik Kelautan dan Perikanan.
Nurkhozin,
A.Ainul. 2006. Teknik Pembenihan
Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
di Balai Benih Ikan Ngemplak. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment