BAB 1. PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan salah
satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat, baik
konsumen maupun para pembudidaya. Ikan gurami
banyak disukai konsumen karena rasanya yang lezat dan gurih, sedangkan oleh
para pembudidaya ikan gurami disukai
karena memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi
perikanan air tawar lainnya.
Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian
perut berwarna kekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurami merupakan
keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari
perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia) dan menyebar ke Malaysia,
Thailand, Ceylon dan Australia. Jenis ikan gurami yang sudah dikenal masyarakat
yaitu gurami angsa, gurami jepun, bluesafir, paris, bestar dan porselin.
Dibandingkan dengan gurami jenis lain, ikan gurami jenis porselen lebih unggul
dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu
menghasilkan 2000-3000 butir telur, induk porselen mampu 10.000 butir. Ikan
gurami merupakan ikan yang relatif lambat pertumbuhannya dan baru mencapai
kematangan telur sekitar umur 2 tahun.
Sentra perikanan gurame
di Indonesia yaitu Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri
yaitu Thailand, Jepang dan Filipina.
BAB 2. TAKSONOMI
Klasifikasi
ikan gurame adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus
gouramy (Lacepede)
Jenis
gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya gurami angsa, gurami jepun,
blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di
Jawa Barat, khususnya Bogor.
BAB 3
TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Persyaratan Lokasi
Tanah yang baik untuk
kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup
mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan
tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. Kemiringan tanah yang
baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi
pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah
pabrik. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk
pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan
adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air
yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik. Keasaman air (pH) yang baik adalah
antara 6,5-8. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28°C.
2. Teknis
Budidaya
a.
Penyiapan
Sarana
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam
budidaya ikan gurame antara lain:
1) Kolam
penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2, kedalamam minimal
50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
2) Kolam
pemijahan
Kolam
berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 m2
dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 m2 (tergantung dari sistim pemijahan).
Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28°C;
kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana
penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
3) Kolam
pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas
kolam tidak lebih dari 50-100 m2.
Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/ m2.
Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat
benih ikan berukuran 3-5 cm.
4) Kolam
pembesaran
Kolam
pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam jaring 1,251,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih
dari 10 ekor/ m2.
5) Kolam/tempat
pemberokan
Merupakan
tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai
berikut:
1) Ukurlah
tanah 10 x 10 m (100 m2).
2) Buatlah
pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan
tingginya 1 m.
3) Pasanglah
pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya,
agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
4) Cangkullah
tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut
setelah diairi, sehingga lubang-lubang tanah akan tertutup,
dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke
arah pintu keluar air.
5) Buatlah
saluran di tengah-tengah
kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu
0,5 m dan dalamnya 15 cm.
6) Keringkanlah
kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air
dimasukkan.
7) Biarkan
selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut,
serta menguji agar kolam tidak bocor. Tinggi air 0,75-1m.
b.
Persiapan
Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan
skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi
disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan
peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain
adalah waring/scoopnet yang halus,
ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut
ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan
benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm ke atas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser
(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya
lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
c.
Pembenihan
Pemilihan Induk, ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah
sebagai berikut:
1) Memiliki
sifat pertumbuhan yang cepat.
2) Bentuk
badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
3) Ukuran
kepala relatif kecil
4) Susunan
sisik teratur, licin,
warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
5) Gerakan
normal dan lincah.
6) Bentuk
bibir indah seperti pisang,
bermulut kecil dan tidak berjanggut.
7) Berumur
antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk
jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
Betina
1) Dahi
meninjol.
2) Dasar
sirip dada terang gelap kehitaman.
3) Dagu
putih kecoklatan.
4) Jika
diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
5) Jika
perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
Jantan
1) Dahi
menonjol.
2) Dasar
sirip dada terang keputihan.
3) Dagu
kuning.
4) Jika
diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
5) Jika
perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
d.
Pemeliharaan
Induk
Induk-induk
terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2
) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam
penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan
daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 250 gram setiap kali pemberian.
e.
Pemijahan
Bila proses pematangan gonad (kandung telur
dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera
dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijahan ikan gurame adalah
sebagai berikut:
1) Kolam
dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
2) Lakukan
pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100
m2 dan biarkan selama 3
hari.
3) Tanami
dasar kolam dengan tanaman ganggang, Isikan air yang telah dicampur dengan
pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 m2,
biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm. Untuk kolam
seluas 100 m2
bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan.
4) Setelah
pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke
dalam sarang yang kemudian
disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur dan beberapa hari kemudian
telur akan menetas.
f.
Pemeliharaan
Bibit
Benih-benih
yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau di sawah
sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan
kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau
perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah
persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/m2 dengan ukuran benih
5-10 cm pada kolam pendederan.
Makanan
yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang
telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan rata-rata. Makanan tambahan
berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan
takaran 250 gram untuk 100 ekor benih.
Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
g.
Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan
secara polikultur maupun monokultur.
1) Polikultur
Ikan
gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara
ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
2) Monokultur
Pada
pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2
bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas
kolam sekitar 1500m2
h.
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia
dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap
pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami. Tahap pertama
pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang
diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air diisikan sedikit demi sedikit
sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap
berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau
pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut
ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
i.
Pemberian
Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pellet, namun di daerah yang
agak sulit memperoleh pellet,
daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan,
diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi
jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan
kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat.
Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
BAB 4
HAMA DAN PENYAKIT
1.
Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama
adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan
seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan
bermacam-macam burung pemangsa
2.
Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan
adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang
disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air
seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan
akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya
adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang
diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan
yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang
berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya.
Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan
parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit
pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada,
perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit
pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat,
kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu,
3) Penyakit
pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran
kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup kritis keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan
dengan Kalium Permanganat (PK)
Sediakan
air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sendok teh/100 liter air. Rendam ikan yang akan
diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2) Pengobatan
dengan garam dapur.
Hal ini dilakukan di
pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: siapkan wadah yang
diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk
sampai rata; ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena
obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah
yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
BAB 5
PANEN
Pemanenan pada
kegiatan pembesaran ikan gurami pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan,
pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari
terbit), pemanenan yang dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan
cepat turun karena kepanasan baik pada saat proses pengemasan maupun proses
pengiriman, turunnya kondisi ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan
menjadi stres dan dapat mengakibatkan kematian, namun apabila akan dipanen dan
ikan mau dimatikan maka panen dapat dilakukan pada siang hari.
BAB 6
PASCA PANEN
Penanganan pascapanen
ikan gurami dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan
segar. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurami sangat bergantung pada ukuran
yang diminta konsumen. Umumnya, pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3
tahun. Ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,7
kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun, panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat
1,5 kg/ekor.
1)
Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih
mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan
agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat
antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20°C
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2)
Penanganan ikan segar
Ikan segar gurami merupakan produk yang
cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan
kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat
(2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun
pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50
kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
3)
Penanganan suhu ikan tetap dingin
Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7°C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es
curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es
setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm,
lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak
diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan diperhatikan dalam penanganan pasca panen benih adalah
sebagai berikut.
a.
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu
bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru
dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b.
Air yag dipakai media pengangkutan harus
bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainnya. Sebagai
contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalaman.
c.
Sebelum diangkut
benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan
tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi
yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m
x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung
benih ikan gurami sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm.
Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuranbenihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih
terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba
dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor
benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(HPO)4.1H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1) Masukkan
air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2) Hilangkan
udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3) Alirkan
oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3
volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
4) Kantong
plastik lalu diikat.
5) Kantong
plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2
buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di
tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin
25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin
dalam10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat
sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi
perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih
ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsiklin dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau
formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.iptek.net.id
https://www.scribd.com/doc/175368606/Karya-Tulis-Budidaya-Ikan-Gurame
Adnan, M. Martawijaya dan Setiawan, B.S. 2002. Pembenihan Gurami di Dalam Akuarium. Agro Media Pustaka. 51 Hal.
Ditjenkan. 2000. Induk
Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy
) SNI 01- 6485.1-2000. Direktorat
Jendral Perikanan Jakarta.
Halim, 2011. Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus
Gouramy Lac). Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. PUSLUH BPSDM KP.
Jakarta.
Khairuman,SP.
dan Amri K. 2003. Pembenihan dan
Pembesaran Gurami Secara Intensif. Agromedia Pustaka. 139 Hal.
Sendjaya,
T dan Rizki. 2002. Usaha Pembenihan
Gurami. Penebar Swadaya. 96 Hal.
No comments:
Post a Comment