Thursday, October 30, 2014

Merawat Ikan Cupang Kontes




Merawat ikan cupang hias siap kontes tidaklah sulit , yang diperlukan hanyalah ketekunan dan ketelitian pemeliharaan ikan cupang setiap harinya, misalnya permberian pakan yang teratur , penggantian air akuarium yang teratur, dan tidak lupa pula melatih mental ikan cupang. Tak jarang peternak menghabiskan waktu dari pagi hingga malam untuk mengontrol kondisi ikan cupang.

Cupang hias diberi pakan alami seperti kutu air. Permberian pakan 2x dalam sehari ,pada waktu pukul 07.00 dan 17.00, berikan pakan yang secukupnya. Terlalu banyak pakan tidak bagus khususnya terhadap kebersihan air di akuarium (dikhawatirkan akan mengendap dan membusuk di dasar air)Pemekaian takaran, seperti sendok teh bisa mengontrol jumlah pemberian pakan. Botol aor mineral yang diberi selang juga bisa dimanfaatkan untuk pemberian makanan cupang. Alat itu selain murah juga mudah dioperasikan. Kutu air dimasukan ke botol lalu disemprotkan satu per satu ke dalam akuarium. Kutu air yang telah dibekukan di dalam pemberiannya cukup dengan dicuil-cuil.

Jentik nyamuk dapat diberikan sebagai selingan setiap 2 hari sekali , bisa juga diberikan untuk makanan pokok. Toh ,ikan cupang yang berumur 1.5 bulan sudah bisa makan makanan yang berukuran besar. Cuk sebaiknya diambil yang teidak bengkok atau tua.

Ada cara untuk menyeleksi cuk. Jentik nyamuk yang diambil dari selokan atau empeng biasanya masih kotor dan bercampur dengan larva hewan lain. Masukkan cuk ke air es, secara otomatis mereka akan teler, cuk akan mengendap ke dasar sedangkan Non-cuk akan mengambang.Cuk diambil dengan saringan halus,lalu dimasukan ke dalam air yang telah ditetesi PK, dosis 1/2 tetes untuk ember ukuran 15 liter, ini untuk "membangunkan" cuk, setelah itu cuk dicuci dengan air bersihdan siap disajikan

Jika masih susah diperoleh, cacing cutra ,cacing rambut, atau cacing darah juga bisa diberikan , namun penggunannya terkadang membuat cupang menjadi kembung. Sebaiknya cacing dibersihkan berulang-ulang dengan air bersih sebelum siap disajikan

Pengolahan air sangat penting agar cupang tetap sehat. Ganti air 50% sebaiknya dilakukan setiap hari,semakin sering air diganti pertumbuhan ikan cupang akan semakin cepat. Batas maksimal pergantian air 3 hari. Caranya cukup menyedot dengan selang plastik.

Seminggu sekali air diganti total. Botol atau akuarium dicuci bersih kemudian dijemur agar kuman-kumannya mati. Cara lain untuk membunh cendawanatau bakteri dengan merendam wadah itu dengan larutan PK dosis tinggi selama 1-2 jam. setelah itu wadah dicuci dengan bersih dan dijemur.Terlambat mengganti air menyebabkan penyakit. sisa pakan dan kotoran cupang yang mengendap di dasar air dapat menyebabkan penyakit.

Sumber : http://ikan-cupang.blogspot.com/2007/08/merawat-ikan-cupang-kontes.html

Pakan Cupang dan Kandungan Gizinya


Dari berbagai sumber, coba kami ulas secara ringkas ragam pakan cupang berikut keterangan kandungan gizina:

  1. Jentik Nyamuk, atau disebut juga djan ‘cuk’                                                                             (Protein 15.58% (protein kering 48.96%), kelembaban 68.18%, lemak 7.81%, serat 3.46%, abu 1.4%)
  2. Cacing Darah, sering ditulis dalam kemasan dengan Blood Worm                                             (Protein 10.5% (protein kering 69%), kelembaban 84.8%, lemak 2%, abu 7%)
  3. Cacing Rambut, disebut juga cacing sutera                                                                                       (Protein 48%, kelembapan = tdk diketahui, Lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, asam nucleic 1 %)
  4. Daphnia, lebih dikenal sebagai kutu air                                                                                     (Protein 5% (protein kering 45.45%), kelembapan 89%, lemak 5%, abu 9%)
  5. Artemia, di dunia hobiis internasional disebut juga brine shrimp, karena ia tergolong dalam keluarga udang renik (Protein 9 % (protein kering 75%), kelembapan 88%, lemak 2.5 %, serat 3%, abu 6%.)
Tubifex Sp

Artemia

Pemberian Liquifry pada Burayak Cupang Hias


Beragam cara yang dilakukan Sobat Hobiis cupang hias atau betta splendens dalam memberikan pakan pada burayak cupang hasil breedingnya. Salah satu pakan burayak yang mereka gunakan diantaranya ada liquifry no.1, teknik mereka memberikan pakan tersebut pada burayak pun beragam, berikut di antaranya:

  • Cara yang ditempuh Sobat Hobiis pertama: “setelah ikan menetas kurang lebih 2 hari, baru saya berikan liquifry, Cara kasihnya liquiry saya campur pakai air lalu saya aduk sampai merata,baru diberi ke burayak secara merata.hasilnya anakan saya cukup banyak sekali… “ 
  • Cara yang ditempuh Sobat Hobiis kedua: “liquifry ditetesin di tempat terpisah, pada saat indukan betina di tempat pemijahan di angkat, karena lama telur (calon burayak) menetas, sama dengan (lama kultur infusoria pada liquifry) liquifry sama, maka pas telur menetas, liquifry udah siap, nanti liquifry yang sudah jadi makhluk sejenis infusoria tinggal ditetesin aja ke tempat burayak menggunakan pipet”
  • Cara yang ditempuh Sobat Hobiis ketiga: “Kalo masalah dosis mah tergantung kebutuhan. Kalo telurnya banyak, ya dikasih liquifry yang banyak ( 5 tetes pake pipet misalnya ), biasanya sehari 2 kali, pagi dan sore/malam. Diberikan sampe burayak berumur 5 hari. Burayak umur 5 hari udah bisa makan artemia atau kutu air saring” 
  • Cara yang ditempuh Sobat Hobiis keempat: “(Kultur infusoria dalam liquifry) pake air pam (ledeng) yang diendapkan. Teteskan liquifry kurang lebih 5 tetes kedalam air yang ditempatkan dalam baskom, atau wadah lain yang cukup. Kemudian taruh ditempat yang cukup cahaya, diamkan selama 1 minggu trus setelah itu baru bisa diberikan kepada burayak cupang…” (Sumber : BettaPlus.com)

Pemijahan Cupang

Proses breeding cupang/betta menurut sebagian hobiis adalah proses yang cukup menyulitkan sehingga banyak juga kalangan hobiis yang lebih mengandalkan ikan hasil pembelian ketimbang hasil breeding sendiri. Sebenarnya, proses pemijahan betta merupakan proses yang sederhana, memang untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan ketelatenan, ini yang jarang dimiliki kebanyakan hobiis. Secara ringkas, BettaPlus coba menyajikan urutan proses tersebut sebagai berikut:
  1. Siapkan pasangan atau beberapa pasang cupang yang hendak dipijahkan. 
  2. Beri makan pasangan tersebut 2 kali sehari dengan pakan hidup atau beku seperti jentik nyamuk/cuk, kutu air, atau blood worm. Berdasarkan pengalaman beberapa rekan breeder, disarankan untuk menhindari pemberian cacing rambut pada ikan betina khususnya yang akan dipijahkan, karena berdasarkan pengalaman seringkali menyebabkan ikan betina sulit bertelur
  3. Tempatkan jantan dan betina dalam wadah yang berdampingan atau masukkan betina kedalam botol kemudian masukkan ketempat jantan bersama botol tersebut agar mereka dapat saling melihat. Biarkan mereka diisolasi selama lebih kurang 3 hari.

Persiapkan Wadah Pemijahan
  1. Kita dapat menggunakan wadah berupa aquarium, gentong atau ember/baskom plastik sebagai tempat pemijahan. Disarankan untuk tidak menggunakan tempat yang terlalu lebar. 
  2. Isi dengan air yang telah diendapkan dengan kedalaman antara 10 s/d 15 Cm. (4 s/d 5 inches). Ini dimaksudkan agar suhu air didasar tidak terlalu dingin, memudahkan si jantan merawat telur dan burayak yang jatuh dari busa. Suhu yang dibutuhkan antara 21 hingga 31 derajad Celcius, untuk pemijahan idealnya adalah 25 derajad Celcius.
  3. Siapkan media pijah (substrat) bisa berupa tanaman air, daun ketapang kering, potongan styrofoam atau serabut rafia atau lembaran plastik bening tempat si jantan membuat busa/sarang untuk meletakkan telur.

Biasanya sering menggunakan plastik bening dengan pertimbangan karena bisa memonitor telur dengan melihat dari bagian atas, tidak membusuk, tidak tenggelam dan relatif lebih bersih. Ukuran plastik cukup 10×15 cm. atau 10×10 cm. saja. Penjodohan Dan Pemijahan. Pada indukan jantan yang matang warna siripnya terlihat lebih cerah dan pada induk betina perutnya terlihat membuncit dan secara transparan kita dapat melihat telur pada saluran pengeluarannya.

Proses Pemijahan
  1. Masukkan jantan terlebih dahulu ke wadah pemijahan yang telah disiapkan dan biarkan selama 1 hari agar si jantan merasa nyaman ditempat baru tersebut. 
  2. Masukkan betina dalam botol secara perlahan kedalam wadah pemijahan. Ini dimaksudkan agar si betina tidak mengganggu jantannya membangun sarang dan agar mereka saling memandang dan melihat apakah mereka “berjodoh” satu dengan yang lainnya.
  3. Dalam tempo antara 2 hingga 8 jam si jantan akan membangun busa pada substrat yang akan digunakan sebagai tempat bercumbu dan bulan madunya. Sarang dibuat oleh sijantan dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya dibawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Apabila betina tertarik dengan sijantan dan siap untuk dikawinkan dapat dilihat pada tanda berbentuk vertical melintang ditubuhnya dengan warna gelap. Tapi jangan terburu-buru untuk mencampur keduanya, biarkan pada tempatnya masing-masing selama 1 hingga 2 hari.
  4. Lepaskan betina pada sore keesokan harinya.
  5. Si jantan akan segera mendekati dan merayu si betina sambil mengembangkan sirip-siripnya seperti layaknya hendak bertarung. Ini merupakan hal yang lumrah dan merupakan naluri mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sangat kuat dan akan menghasilkan anak-anak yang juga kuat agar dapat survive di alam bebas.
  6. Pada saat pemijahan tubuh si jantan akan melilit dan menyelubungi tubuh induk betina membentuk huruf “U” dengan ventral saling berdekatan sampai betina mengeluarkan telur yang segera dibuahi oleh sperma si jantan. Telur-telur tersebut akan berjatuhan kedasar dan segera diambil si jantan dengan mulutnya untuk diletakkan disarang busa. Proses pemijahan ini bisa berlangsung selama berjam-jam dan dengan proses yang berulang-ulang, dan merupakan ritual yang sangat menarik untuk dilihat.
  7. Aktifitas pemijahan berakhir dengan tanda-tanda si jantan mengusir betina agar menjauh dari sarang busa.
  8. Setelah aktifitas pemijahan selesai segera angkat induk betina dan letakkan di aquarium pengobatan dengan diberikan metylene blue/pomate untuk pengobatan luka-luka akibat pemijahan, dan dapat dikawinkan lagi setelah 3-4 minggu. Selanjutnya tugas menjaga telur dan merawat bayi diambil alih oleh si jantan.
  9. Apabila selama 3 hari si jantan tidak membuat sarang busa atau si betina tidak mau bertelur segera angkat dan gantikan dengan pasangan berikutnya.
  10. Ulangi proses diatas dengan pasangan-pasangan berikutnya
  11. Telur-telur yang fertile akan menetas setelah 24 jam pada suhu berkisar 25 derajat Celcius. Dan 2 hari kemudian akan terlihat burayak seukuran jarum dengan warna kehitaman.
  12. Bila burayak telah dapat berenang bebas indukan jantan dapat segera diangkat dan tempatkan pada aquarium pengobatan/karantina. Setelah 7 hari indukan jantan telah siap untuk dikawinkan lagi. Perlu dicatat bahwa Betta atau Cupang tidak akan pernah mau kawin dengan pasangan yang bukan pilihannya, jadi kita tidak dapat memaksa si jantan untuk mengawini betina pilihan kita, pun sebaliknya kita tidak bisa memaksa si betina untuk menerima ajakan kawin si Jantan tertentu
(Sumber : BettaPlus.com)

Betta Splendens


Betta splendens nama latin dari ikan cupang, sewaktu kecil suka banget sama ikan ini selain diadu sama teman - teman bolang " bocah petualang " warnanya sangat menawan & indah banget. sampai-sampai ikan ini ku koleksi dan kuternakkan. menurut sejarah ikan cupang ini, menurut data, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.
Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.
Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.
Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5—7,2 dan suhu air 24—30 derajat Celsius.
Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.
Sampai kini usaha budidaya ikan cupang masih terus berlangsung. Oleh sebab itu kemungkinan jenis-jenis baru bakal bermunculan. Buat penggemar, keberhasilan mendapatkan satu jenis baru yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis sebelumnya adalah prestasi tersendiri.
Cupang hias yang baik, secara umum, tubuhnya tidak cacat dan proporsional. Sirip-siripnya lebar dan panjangnya maksimal, rapi dan utuh. Begitu juga warna tubuhnya cemerlang dan bermental bagus. Sirip yang rapi dan utuh itu akan membuat ikan ini tampil anggun saat sedang agresif.
Faktor mental yang tidak mudah ciut menentukan juga apakah ia tergolong jenis yang baik. Sebab dengan kondisi ”terjaga dan siap menyerang” itu membuatnya tetap bergaya walau disandingkan atau dihadapkan dengan lainnya.
Kriteria cupang hias yang lebih spesifik, ketika beberapa tahun lalu agak sulit didefinisikan. Menurut pakar, hal itu karena banyaknya variasi dari hasil persilangan yang gencar dilakukan oleh para hobiis belakangan ini. Namun karena kerap diadakan kontes maka kini ada pembagian kategori berdasarkan warna dan bentuk sirip.
Menurut Irwan Sugandy, pakar cupang, ada kategori warna dasar (solid). Yang masuk golongan ini adalah cupang yang warna dan sirip-siripnya satu warna. Misal biru, merah, dan hitam. Cupang kategori ini terbilang sempurna jika seluruh warna tubuh dan sirip sama, cemerlang dan rata.
Ada juga kategori warna kombinasi. Golongan ini biasanya mempunyai warna tubuh dan sirip lebih dari satu warna. Cupang kombinasi yang terbagus jika memiliki komposisi warna yang harmonis, di samping juga tubuh dan siripnya. Kalau terdiri dari tiga macam warna, cupang itu disebut three colour.
Kategori lain, tambah Irwan, adalah cupang maskot. Disebut maskot jika kepalanya putih dengan bercak-bercak merah. Warna tubuhnya putih atau keperak-perakan, dengan variasi bercak merah, biru, atau hijau. Sementara sirip-siripnya kombinasi merah putih; merah hijau; atau merah biru.
Ada juga kategori khusus, yakni cupang yang unik. Misalnya, yang ekornya terbelah (cagak) dan halfmoon. Cupang halfmoon, tergolong baru dikenal di kalangan hobiis Indonesia. Asal-usulnya ada yang menyebutkan dari Amerika Serikat, namun ada pula yang mengatakan dari Prancis.
Tipe cupang ini siripnya lebar dan mempunyai bentuk yang saling berimpit antara sirip ekor, punggung, dan perut. Tepiannya tidak berserit, namun bergerigi. Penampilannya bertambah anggun jika ia sedang dalam keadaan marah. Dia akan mengembangkan siripnya yang bak setengah bulan itu.

Sumber : http://ikan-cupang.blogspot.com/2007/08/betta-splendens.html